JAKARTA, PRINDONESIA.CO -  Sebagai bagian dari komitmen dalam mendukung pertumbuhan industri pertambangan yang berkelanjutan, PT Amman Mineral Internasional Tbk (Amman) terus berupaya mengoptimalkan strategi komunikasi perusahaan.

Disampaikan oleh Vice President Corporate Communication Amman Kartika Octaviana, upaya tersebut tidak hanya diejawantahkan lewat aktivasi komunikasi eksternal, melainkan juga dengan meningkatkan program komunikasi internal. “Kami perlu fokus kepada internal karena karyawan Amman itu ada ribuan orang,” ujarnya kepada PR INDONESIA, Kamis (6/2/2025).

Dalam praktik mengomunikasikan pesan maupun informasi dari manajemen kepada karyawan, perempuan yang karib disapa Vina itu menerangkan, salah satu saluran yang diandalkan adalah portal internal. Selain menjadi wadah bagi dokumen kerja, katanya, portal internal juga dimanfaatkan sebagai platform informasi karyawan.

Sementara pada tingkat eksternal, Vina menjelaskan, fokus dari aktivasi departemennya lebih kepada membangun dan mengelola reputasi. Terlebih sejak 2023 Amman resmi menjadi perusahaan publik. “Kami terus mengelola relasi dengan media, terutama media lokal, untuk memastikan tidak banyak ‘riak’ isu di tingkat lokal yang bisa memengaruhi operasional,” terangnya menggarisbawahi salah satu upaya penting dalam hubungan dengan pihak eksternal.

“Re-branding”

Untuk saat ini Vina menjelaskan, salah satu pekerjaan rumah yang dihadapi departemennya adalah proses re-branding perusahaan. Inisiatif yang sudah dimulai sejak tahun lalu itu, katanya, saat ini sudah sampai pada tahap menurunkan visi-misi dan nilai-nilai kepada internal perusahaan. “Sekarang kami akan bikin rencana kampanye, kemudian menggelar pelatihan untuk internal agar semuanya satu pemahaman mengenai visi-misi maupun nilai-nilai perusahaan,” paparnya.

Dalam praktiknya, lanjut Vina, kolaborasi digencarkan untuk memudahkan proses internalisasi visi-misi maupun nilai-nilai anyar tersebut. Sebab, menurutnya, upaya mengejawantahkan konsep nilai yang dianut perusahaan yakni stay hungry, stay human, dan stay humble ke dalam bentuk sederhana dan mudah dipahami bukan pekerjaan gampang. “Kami harus memastikan itu dipahami tidak hanya di level kognitif, tetapi juga di hati sehingga dapat memengaruhi etika dalam menjalankan pekerjaan,” imbuhnya.

Selain itu, Departemen Corporate Communications Amman saat ini juga tengah meningkatkan adopsi kecerdasan buatan dalam keseharian kerja mereka. Dalam hal ini, kata Vina, pihaknya telah menggandeng konsultan ternama di Amerika Serikat untuk membantu mengintegrasikan kecerdasan buatan di dalam proses kerja. “Kami sedang fokus ke beberapa area kerja, terutama untuk kerja yang sifatnya rutinitas seperti data entry. Namun, keberadaan kecerdasan buatan ini hanya untuk membantu tim turn the data,” pungkasnya. (RHO)