Terlepas dari jabatan yang pernah dicicipi, bagi Ditya, tugasnya sebagai humas sejak awal hanya satu, yaitu memastikan informasi yang diberikan sampai kepada masyarakat.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO -– Ada banyak hal yang bisa dijadikan motivasi bekerja. Namun, Ditya Nanaryo Aji secara teguh hanya memegang satu hal dalam tugas sebagai Penanggung Jawab Tim Kerja Kehumasan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kepada HUMAS INDONESIA, Jumat (6/12/2024), dengan tegas ia mengatakan, hal tersebut adalah memberikan kinerja terbaik.
Memasuki dunia birokrasi bermodal gelar Sarjana Hukum Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2006 silam, Ditya, begitu ia akrab disapa, kala itu diamanahkan tugas mengurusi kerja sama luar negeri. Sejak dari sana, ia kemudian sempat mencicipi berbagai peran dan tingkat jabatan, sebelum akhirnya pada 2019 mantap di posisi sekarang membidangi kehumasan Pemda DIY.
Terlepas dari jabatan, pria 42 tahun itu menambahkan, tugasnya sebagai humas sejak awal hanya satu, yaitu memastikan informasi yang diberikan sampai kepada masyarakat. “Saya sebelumnya tidak pernah berkecimpung di kehumasan. Namun, dengan semangat memberikan yang terbaik kita bisa berusaha beradaptasi dengan tugas baru,” ucapnya menggarisbawahi upaya memastikan tugas berjalan sesuai ekspektasi pimpinan.
Dengan rentang pengalaman yang tidak bisa dibilang singkat, ayah empat anak ini mengaku sudah akrab dengan tantangan. Dalam menyiasatinya, data menjadi senjata rahasia Ditya. Ketika menjabat Kepala Bagian Humas di Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol (UHP) Setda DIY rentang tahun 2019-2023, misalnya, penyuka jogging ini pernah harus menunda menjawab pertanyaan ringan dari wartawan, hanya karena belum memiliki cukup data.
Kala itu, ingatnya, wartawan menanyakan alasan Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak berpakaian adat Jogja tiap Kamis Pon. Konteks pertanyaan itu adalah aturan penggunaan pakaian tradisional Jawa Yogyakarta yang diterapkan di level pemerintah daerah, kabupaten/kota hingga pelajar SMA/SMK.
Untuk menjawabnya, Ditya menekuni riset kepada keluarga Keraton Yogyakarta, sejarawan, budayawan, hingga studi literatur. “Sri Sultan HB X itu punya dua posisi. Sebagai Gubernur DIY dan Raja Keraton Yogyakarta. Sebagai Raja, beliau punya aturan hukum berbusana. Oleh karena itu, beliau jarang sekali menggunakan busana Jawa ketika di luar keraton,” jelasnya, mereka-reka kembali jawaban kepada wartawan
Terus Menyesuaikan Diri
Waktu yang cuma 24 jam per hari bisa dibilang kurang untuk serangkaian kesibukan Ditya. Adalah manajemen waktu dan dukungan keluarga yang memungkinkan urusan profesional dan personal berjalan di koridor masing-masing. “Karena dari awal saya komitmen untuk memberikan yang terbaik, harus pintar-pintar memberi pengertian kepada keluarga,” paparnya.
Dengan manajemen waktu yang ketat demi bisa menikmati momen bersama keluarga, Ditya mengaku masih sempat melakoni hobi. Selain jogging, pria yang banyak terinspirasi dari mendiang sang ayah, termasuk soal work-life balance, juga senang mengendarai motor bersama teman-temannya. “Kalau ditanya me-time, justru semua aktivitas di atas itu me-time saya,” lanjutnya.
Di tengah dinamika kehumasan kiwari, Ditya mengajak seluruh praktisi humas senantiasa menyesuaikan diri. Tanpa kemampuan beradaptasi, menurutnya, humas akan tergilas. “Sekarang mau tidak mau kita harus shifting behavior berdasarkan perkembangan teknologi,” tandasnya. (arf/lth)
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 237
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 237
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 239
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 239
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once