JAKARTA, PRINDONESIA.CO  - Bagi pelaku perusahaan rintisan (start-up), menciptakan kehadiran yang menonjol di tengah persaingan pasar membutuhkan lebih dari sekadar produk unggulan. Dalam konteks ini, public relations (PR) harus dilihat dan dilibatkan sebagai elemen strategis untuk membangun kredibilitas, visibilitas, dan kepercayaan.

Managing Director Warner Communication Jessica Whidt dalam tulisannya di laman PR News, Kamis (09/10/24), menjelaskan, dalam perkembangannya PR telah menjelma unit yang melampaui tugas-tugas penyampaian informasi. Dalam konteks start-up, praktik PR yang dewasa ini dipandang sebagai seni menyusun narasi berdampak bagi citra dan reputasi organisasi, dapat membantu perusahaan membangun identitas yang relevan sekaligus memikat pelanggan hingga investor.

Komunikasi yang menarik tentang identitas perusahaan penting dijadikan prioritas, karena keberlangsungan startup bergantung kepada kemampuan memasarkan dirinya, bukan ditentukan penjualan produk semata. “Kampanye PR yang efektif, dapat mendukung pendanaan lewat kredibilitas yang terbangun, pencapaian yang dibagikan, hingga narasi tentang masa depan secara strategis,” tulisnya.

Dengan pendekatan komunikasi yang tepat, lanjut Jessica, startup juga dapat menunjukkan pertumbuhan potensial yang meyakinkan. Selaras dengan itu, imbuhnya, perusahaan juga dapat terbantu dalam membangun hubungan strategis dengan media massa, influencer, sesama pelaku industri, hingga pakar. “Kemitraan dengan merek besar dapat menciptakan efek brand halo yang memperkuat reputasi,” tambahnya.

Secara keseluruhan, Jessica menandaskan, pelibatan PR memungkinkan startup untuk menavigasi tantangan dengan lebih baik. Dalam konteks ini, kredibilitas yang telah terbangun melalui aktivitas PR, akan menjadi modal utama untuk menjaga persepsi publik tetap positif. Dengan kata lain, peran strategis PR tidak hanya bisa mendukung pertumbuhan startup, tetapi juga memperkuat posisinya di tengah persaingan. (RHO)