JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Kompetisi bergengsi PR INDONESIA Awards (PRIA) bukan sekadar wadah unjuk praktik komunikasi terbaik. Sebagaimana tercermin dalam penjurian Satu Dekade PRIA 2025, ajang ini juga menjadi tempat saling belajar dan evaluasi konstruktif mengenai praktik-praktik komunikasi instansi maupun korporasi.

Di hari kedua penjurian yang berlangsung secara hibrida di Jakarta, Rabu (8/1/2024), pintu menuju ruang evaluasi konstruktif itu dibuka oleh juri Asmono Wikan. Pria yang menjabat CEO PR INDONESIA Group itu merespons pemaparan PT Pertamina EP Pendopo Field, tentang program Merpati Menanti (Merajut Empati, Meraih Tujuan Negeri) yang dihadirkan untuk meraih kepercayaan publik menyusul unjuk rasa yang berdampak pada terhentinya operasional.

Merujuk materi penilaian yang dihadirkan ke meja dewan juri, Asmono menilai, Pertamina EP Pendopo Field masih perlu mendetailkan hasil komunikasi lewat kerangka AMEC yang melihat aspek impact, outcome, outtakes, agar hasilnya dapat tergambarkan secara faktual dan komprehensif. Sebelumnya, Public Relations Officer Pertamina EP Pendopo Field Widya Susanti menjelaskan, lewat sejumlah inisiatif di bawah pilar legitimasi ekonomi, legitimasi sosial, dan kepercayaan institusional, program tersebut sampai pada kesimpulan positif.

Widya memaparkan, secara umum ada tiga efek dari komunikasi program Merpati Menanti yang dapat dirasakan korporasi. Pertama, hubungan yang sedianya kurang harmonis dengan masyarakat sekitar menjadi lebih baik setelah perusahaan mengupayakan penyerapan tenaga kerja lokal. Kedua, legitimasi sosial terhadap perusahaan membuat masyarakat yang awalnya menolak operasional mulai punya kedekatan emosional. Ketiga, kepercayaan institusional menciptakan dampak domino yang mendorong perwujudan cita-cita perusahaan.

Penuh Pembelajaran

Ruang evaluasi yang telah terbuka menjadi kian seru dengan catatan lain dari juri Fardila Astari. Co-Founder Reputasia Strategic Communications itu menyoroti peluang yang bisa dioptimalkan PT Jasa Raharja, yang tampil menyuguhkan delapan program PR unggulan mereka. Di sini, perempuan yang karib disapa Dila itu mengimbau Jasa Raharja untuk menguatkan kolaborasi lintas stakeholder, untuk menghindari fake reputation lewat engagement yang kuat.

Sebelumnya, Kepala Seksi Publikasi Jasa Raharja Hery Tri Nuryanto menjelaskan, sejumlah program PR yang dieksekusi sepanjang 2024 seperti PR Summit, Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Program “Bakti Talenta Jasa Raharja (Beta-JR)” hingga pelayanan mobile dan digitalisasi, dapat disebut berjalan sesuai harapan meski belum sepenuhnya berhasil karena membutuhkan jangka waktu panjang.   

Seakan menyambung Dila, juri Ika Sastrosoebroto juga menyisipkan catatan penting untuk Jasa Raharja. CEO Prominent PR itu menyoroti pentingnya pemahaman bahasa praktisi PR, untuk menghindari adanya kebingungan dan multitafsir di masyarakat. Sorotan itu ia dasari kepada penggunaan kata “summit” dalam salah satu program PR yang sejatinya digelar untuk internal. “Perlu diperhatikan kalau acara summit itu dihadiri oleh presiden. Sementara conference boleh dihadiri setingkat menteri,” tegasnya.

Diskusi dan masukan-masukan dari dewan juri PRIA 2025 menegaskan bahwa kompetisi ini tidak semata tentang siapa yang lebih baik. Namun, lebih kepada ruang bertumbuh dan inspirasi bagi PR untuk Indonesia masa depan, sebagaimana tema sentral yang diusung Satu Dekade PRIA 2025.

PRIA 2025

PR INDONESIA Awards (PRIA) merupakan ajang kompetisi yang menilai kinerja kehumasan/PR di kementerian, lembaga, pemerintah daerah, perusahaan swasta nasional, multinasional, BUMN, anak usaha BUMN, BUMD, hingga perguruan tinggi.

Tahun ini, ajang prestisius yang sudah menginjak satu dekade penyelenggaraannya ini membuka kompetisi untuk kategori Owned Media, Kanal Digital, Manajemen Krisis, Laporan Tahunan, Program PR, Departemen PR, hingga Komunikasi SR. Selain itu, spesial di tahun ini PRIA juga memperkenalkan dua kategori baru. Antara lain, PR Agency of The Year, yang khusus dipersembahkan bagi agensi PR, dan Lifetime Achievement of The Year, penghargaan untuk individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi industri komunikasi.

Seluruh karya peserta selanjutnya dinilai oleh 18 juri yang kompeten di bidangnya masing-masing.

Ikuti terus perkembangan informasi terkini terkait perjalanan kompetisi PRIA #10 hanya di prindonesia.co dan humasindonesia.id.[EDA]