Di era digital, reputasi tak hanya tentang tindakan, tetapi bagaimana narasi positif yang konsisten mampu merebut kepercayaan publik di tengah derasnya informasi.
SEMARANG, PRINDONESIA.CO – Transformasi digital telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi dan menilai suatu organisasi. Tak heran jika kemudian pengelolaan reputasi oleh public relations (PR) maupun government public relations (GPR) turut menghadapi tantangan yang harus dijawab dengan pendekatan baru.
Dalam konteks ini, Kartika Hedi Aji, Kepala Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol (Kompimpro) Pemerintah Kota Semarang mengatakan, pihaknya menavigasi perubahan dengan menjadikan media sosial sebagai ujung tombak komunikasi. “Kami harus hadir di tempat publik berada. Hari ini, tempat itu adalah media sosial,” ungkapnya dalam diskusi panel “Tantangan Mengelola Reputasi Organisasi di Era Digital” di acara HUMAS INDONESIA Outlook (HIO) 2025, Semarang, Rabu (11/12/2024).
Tak sekadar hadir, Aji menjelaskan, kecepatan respons pun menjadi kunci. Dalam hal ini, pemerintah Kota Semarang memiliki standar operasional prosedur (SOP) khusus untuk memastikan setiap keluhan masyarakat, terlepas dari saluran komunikasinya, direspons secara cepat. “Jika masyarakat menunggu terlalu lama, kepercayaan mereka akan luntur,” ungkapnya.
Narasi
Namun, Aji mengakui bahwa kehadiran GPR di media sosial saja tidak cukup. Menurutnya, saat ini juga diperlukan narasi menarik dan konten yang relevan untuk mempertahankan perhatian publik. Dalam konteks ini, Pemerintah Kota Semarang menggunakan pendekatan visual dan narasi humanis untuk membangun hubungan dekat dengan warganya.
Sependapat dengan Aji, Vice President Corporate Communication PT PLN (Persero) Grahita Muhammad mengamini pentingnya narasi positif dalam mengelola reputasi di era kiwari. Terutama, katanya, karena PLN kerap menghadapi tantangan besar dari berita negatif dan hoaks. “Kami menyadari publik lebih mudah terpengaruh narasi negatif. Itu sebabnya kami memilih membanjiri ruang informasi dengan konten positif,” jelasnya.
Pada praktiknya, PLN tak ubahnya Pemerintah Kota Semarang mengandalkan ragam media sosial dengan pendekatan komunikasi yang menyesuaikan kecenderungan tiap platform. Di TikTok misalnya, PLN menggunakan musik dan tren terkini untuk menyampaikan pesan. Sementara di YouTube, mereka memanfaatkan format dokumenter untuk menjelaskan isu-isu kompleks. “Informasi positif harus hadir setiap saat. Jika ruang ini kosong, narasi negatif akan lebih mudah mendominasi,” pungkasnya.
HUMAS INDONESIA Outlook
HUMAS INDONESIA Outlook merupakan agenda yang diselenggarakan oleh HUMAS INDONESIA. Acara ini memuat diskusi tentang tren komunikasi dan kehumasan di tahun 2025 untuk mendorong peran humas pemerintah.
HIO 2025 dihadiri oleh Plt. Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kota Semarang Kartika Hedi Aji, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital RI Molly Prabawaty, dan sejumlah pembicara lainnya. Adapun diskusi dibagi ke dalam dua sesi panel.
Diskusi pertama membahas “Proyeksi dan Tantangan Kehumasan Pemerintah 2025” dengan narasumber CEO NoLimit Indonesia Aqsath Rasyid, Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mayrianti Annisa Anwar, dan Direktur P2 Humas Direktorat Jenderal Pajak Dwi Astuti.
Sementara panel kedua mengangkat topik “Tantangan Mengelola Reputasi Organisasi/Korporasi di Era Digital”. Pada panel kedua ini, VP Corporate Communication PT PLN (Persero) hadir sebagai pembicara.
Ikuti terus perkembangan HIO 2025 hanya di prindonesia.co dan humasindonesia.id. (RHO)
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 237
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 237
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 239
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 239
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/www.prindonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once