Menurut dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Muzayin Nazaruddin, Indonesia sebagai negara dengan predikat rawan bencana sudah seharusnya memiliki komunikasi risiko yang efektif. Namun, kenyataannya, pemerintah acap gagal menyampaikannya kepada masyarakat.