Untuk menggaungkan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, berbagai sosialisasi dan upaya komunikasi harus menyentuh semua lini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC) sebagai penyelenggara tidak sendirian, sebagai kepanjangan tangan pemerintah yang menaungi informasi, Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) juga memiliki peran penting dalam upaya mengampanyekan Asian Games 2018.
Niken R. Widiastuti, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo mengungkapkan setidaknya ada tiga strategi yang digunakan kementerian dalam mengampanyekan Asian Games 2018. Tiga strategi itu yakni dengan menyentuh semua lini komunikasi, baik melalui media above the line (televisi, radio, cetak, dan daring), through the line (konten digital dalam bentuk video, motion graphics dan meme, selebgram, endorser), serta below the line (program kreatif).
Lebih lanjut, Niken menjelaskan strategi below the line diimplementasikan dalam berbagai program khusus untuk membangun engagement publik, antara lain virtual run, lomba swafoto, Duta Suporter Indonesia, hingga lomba menghias gapura bertemakan Asian Games.
Ia mengaku tidak mudah mengomunikasikan olahraga. “Kita harus proaktif dan kreatif agar masyarakat merasakan euforia dan mau ambil bagian di event Asian Games,” ujar perempuan kelahiran Yogyakarta ini. “Kita juga perlu cara-cara spesial untuk dapat mengemas pesan dan acara dalam bentuk menarik, komunikatif, dan interaktif,” tambahnya.
Tanggung Jawab Bersama
Agar suara Asian Games 2018 semakin menggema serta informasi tidak hanya berhenti di pusat, Kemenkominfo melakukan koordinasi dengan Dinas Kominfo di daerah serta seluruh kementerian hingga BUMN terkait. “Langkah ini diperlukan agar distribusi informasi tentang Asian Games sampai ke daerah,” katanya.
Lini lain yang tidak kalah pentingnya ialah media, Kemenkominfo mengajak para wartawan untuk meliput persiapan mulai dari segi infrastruktur hingga kesiapan atlet. “Dengan mengajak mereka untuk melihat dan merasakan sendiri, media bisa membuat storytelling yang menggugah dari sudut pandangnya masing-masing,” pungkasnya. (rvh/suf)