Sejak setahun lalu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim berjibaku merancang program komunikasi yang komprehensif menuju nama baru: BPD Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, atau disingkat Bank Kaltimtara.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Perubahan ini merupakan dampak dari semakin meluasnya wilayah kerja Bank Kaltim karena adanya pemekaran provinsi daerah otonomi baru. Ya, sejak 2014, Kalimantan menambah satu provinsi baru, yakni Kalimantan Utara (Kaltara).
Kondisi serupa sebenarnya sudah lebih dulu dialami perbankan pembangunan daerah lainnya. Sebut saja, Bank Jabar (Jawa Barat) menjadi BJB (Bank Jabar Banten), Bank Sulut (Sulawesi Utara) menjadi SulutGo (Sulawesi Utara & Gorontalo), dan masih banyak lagi. Namun, menurut Corporate Secretary BPD Kaltim Abdul Haris Sahilin proses rebranding terasa jauh lebih menantang mengingat kondisi topografi, besarnya luasan, dan keterbatasan infrastruktur di Kalimantan. Sekadar informasi, luas area operasional BPD Kaltim sama dengan 1,5 Pulau Jawa ditambah Pulau Bali. Pun demikian soal keterbatasan dari segi infrastruktur, tranportasi, hingga telekomunikasi.
Untuk itu, dibutuhkan saluran media, event, dan konsep berbeda berdasarkan segmentasi yang telah dipetakan baik untuk debitur, calon debitur, maupun relasi perusahaan. Proses rebranding pun memakan waktu cukup lama karena mereka harus memetakan secara terperinci dari segmentasi yang banyak dan luas. "Kami harus memikirkan banyak saluran media untuk menyampaikan rebranding dengan berbagai macam media konvensional untuk masyarakat yang berada jauh dari pusat pemerintahan," kata pria yang ditemui PR INDONESIA usai menerima apresiasi Best Communicators 2017 kategori BUMD di Yogyakarta, Jumat (25/8/2017).
Berkelanjutan
Proses ini pun harus dilakukan secara berkelanjutan mulai dari pra, saat, hingga pascaperesmian. "Adalah tugas kami dari tim PR (public relations) untuk memastikan perubahan ini terkomunikasikan dengan baik kepada stakeholders, khalayak, maupun rekan bisnis," ujar Haris, sapaan akrabnya. Untuk mempercepat proses komunikasi, selama setahun ini, mereka mengoptimalkan berbagai kanal komunikasi seperti televisi, billboard, media massa, media sosial dengan jangkauan kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Adapun proses rebranding dari Bank Kaltim menjadi Bank Kaltimtara, kata Harris, sebenarnya sudah dilakukan sejak setahun silam. Perubahan dilakukan dalam beberapa tahap mulai dari mengubah nama, bentuk dari perusahaan daerah menjadi perseoran terbatas, hingga logo. Adanya perubahan nama dan logo baru itu juga diharapkan mampu membuat masyarakat Kaltim dan Kaltara makin mengenal dan merasakan manfaat dari adanya perubahan. "Tidak seperti BPD pada umumnya, dari total 26 BPD, hanya Bank Kaltim yang perusahaannya berbentuk perusahaan daerah," katanya seraya menambahkan pihaknya telah mendaftarkan perubahan bentuk perusahaan kepada Kementerian Hukum dan HAM dan mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuanga (OJK).
Rencananya, peresmian Bank Kaltim menjadi Bank Kaltimtara akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2017, tepat di saat perayaan hari jadi perusahaan. (yko/rtn)