Wajah media internal sudah berubah. Kontennya tak lagi dipenuhi oleh parade foto seremoni, kavernya menarik, artikelnya informatif, rubriknya makin bervariasi. Bahkan, di beberapa korporasi/institusi, platformnya berkembang menyesuaikan target audiens.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Perubahan ini memberikan paradigma baru di kalangan top management terhadap manfaat dari keberadaan media internal. Bahwa keberadaan inhouse magazine mampu memberikan dampak besar bagi citra perusahaan.
Apalagi, kata founder dan Chief Editor Majalah PR INDONESIA Asmono Wikan, awal Februari lalu, “Tahun ini adalah tahun kredibilitas dan trust. Kredibilitas datang dari kompetensi yang kita punya. Sementara trust didapat kalau kita kredibel.”
Konten
Media apa pun bentuknya, menurut Director Digital inMark Ventura Elisawati yang siang itu hadir sebagai pembicara, kekuatannya satu: konten. Konten korporasi (corporate content) yang kuat itulah yang mampu menggiring perusahaan hingga memperoleh citra positif di mata publik. Tentu, ditunjang dengan tampilan yang menarik.
Tapi untuk ke arah itu, setidaknya ada lima strategi yang harus dilakukan PR. Pertama, petakan target audiens, info apa yang mereka butuhkan, kanal komunikasi apa yang sering digunakan. Kedua, lakukan riset untuk mengarahkan traffic ke konten yang kita buat. Ketiga, komitmen menyediakan konten yang berkualitas. Keempat, evaluasi dan meninjau ulang strategi. Terakhir, eksekusi.
Yang menjadi catatan Ve, begitu ia akrab disapa, konten apapun yang akan diberikan harus mengacu pada guideline company, meliputi value, tone dan manner, visual. “Meski saat masuk ke kanal-kanal komunikasi gaya bahasanya berbeda-beda, tapi corporate identity-nya harus tetap sama,” katanya kepada PR INDONESIA, awal Februari lalu.
Ya, identitas memiliki manfaat yang tak ternilai bagi perusahaan. Pernyataan itu pula yang dikemukakan President Director of Prominent PR Ika Sastrosoebroto saat mengisi sesi “The Power of Corporate Identity”. Menurutnya, identitas yang kuat dapat meningkatkan kesadaran dan kepercayaan pelanggan terhadap suatu perusahaan, meningkatkan daya saing, hingga mampu menekan pengeluaran atau efisiensi.
Adakah kaitannya antara PR dengan identitas perusahaan? “PR is all about image,” kata Ika. Image itu intangible dan tidak gampang dikontrol. Perusahaan tidak bisa terus-menerus membangun image melalui iklan. Satu-satunya cara perusahaan untuk mendapatkan citra positif dalam jangka panjang adalah dengan memasukkan program PR sembari terus melakukan aktivitas bisnis dengan baik. “Karena PR is how to tell,” ujarnya.
PR juga mewakili kepentingan brand. “PR tahu stepping brand dari public awareness sampai loyalty beyond reason sehingga timbul perception saliance—persepsi yang tertanam kuat sehingga tak mudah rusak meski ada goncangan,” paparnya. rtn