Krisis yang dialami Blue Bird Group akibat demonstrasi sebagian pengemudi menolak taksi berbasis aplikasi, Selasa (22/3/2016), menyadarkan manajemen Blue Bird Group pentingnya komunikasi internal dan senantiasa adaptif terhadap perubahan.
CEO Blue Bird Group Holding Noni Purnomo mengungkapkan, akibat demonstrasi rusuh tersebut reputasi perusahaan yang dibangun selama 44 tahun luluh lantak. Padahal selama ini Blue Bird berhasil membangun brand sebagai perusahaan taksi terbaik dan terbesar di Indonesia. Perusahaan yang dikelola dengan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, disiplin, dan kekeluargaan.
“Waktu itu kita merasa sudah bisa memberikan yang terbaik kepada pelanggan. Tapi ternyata dalam satu hari brand culture yang sudah terbangun 44 tahun bisa hancur berantakan. Ini yang membuat kita belajar, agar kita tidak lengah di kemudian hari,” kata Noni dalam Konvensi Nasional Humas (KNH) yang digelar PERHUMAS di Bandung, (28/10/2016).
Peristiwa yang menghantam Blue Bird mengingatkan kita pada ungkapan populer maestro investasi dunia Warrent Buffett, bahwa butuh 20 tahun untuk membangun reputasi dan lima menit untuk menghancurkannya. Hal ini cukup disadari oleh Noni Purnomo sehingga ia segera menyusun langkah untuk merebut kembali trust konsumen di tengah lanskap bisnis yang telah berubah.
Menurut Noni, tantangan yang dihadapi industri transportasi kini berbeda dengan generasi sebelumnya. Kini, di tengah era digital, Blue Bird menghadapi tantangan dari konsumen generasi milenial. Kendati Blue Bird merupakan perusahaan taksi pertama di dunia yang memiliki taxi mobile application, tapi karena tidak fokus akhirnya tertinggal.
Di sisi lain, Blue Bird juga menghadapi tantangan global berupa ekonomi yang makin terbuka sehingga banyak perusahaan asing yang masuk ke Indonesia dengan model bisnis yang baru. “Perubahan ini sangat cepat, dulu kita buat strategi jangka panjang 5 - 10 tahun, sekarang jangka panjang itu 1 - 3 tahun dan jangka pendek itu satu hari,” ujar Noni.
Blue Bird adalah “kapal besar” dengan jumlah karyawan mencapai 45 ribu. Sebagai sebuah organisasi besar, tantangan terbesar dalam melakukan perubahan adalah komunikasi internal. “Bagaimana di tengah percepatan perputaran roda ekonomi dan perubahan teknologi di dunia itu kami bisa tetap agile, tetap dinamis dalam menghadapi perubahan, tapi juga bisa cepat diadaptasi oleh para pengemudi yang notabene grassroot dan ambassador dari brand Blue Bird,” ujar Noni.
"Reimagining" Blue Bird
Komitmen Blue Bird untuk berubah disuarakan melalui iklan kampanye di Youtube yang diunggah pada 25 September 2016. Video berdurasi 2 menit itu berhasil menyedot perhatian publik, khususnya netizen. Hingga (9/1/2017) video tersebut telah ditonton 112.642 kali. Hal yang mengejutkan, dalam video tersebut perusahaan sebesar Blue Bird mau mengakui kesalahan dan menegaskan komitmen untuk berubah mengikuti tuntutan zaman.
Narasi iklan yang sangat menyentuh disampaikan langsung oleh Noni Purnomo selaku CEO Blue Bird Group Holding. Menurut Noni, video tersebut dikeluarkan untuk menyampaikan pesan kepada internal (pengemudi) dan eksternal. Secara internal ia mengajak seluruh keluarga besar Blue Bird untuk melakukan perubahan lebih cepat. Secara eksternal ia menegaskan bahwa Blue Bird selama ini sudah ada di hati para konsumennya.
Menurut Noni, dengan reimagining Blue Bird ia ingin agar Blue Bird bisa terus relevan dengan era kekinian. Dengan kata lain, meski usia Blue Bird kini hampir 45 tahun tapi, ia seperti Robert Downey Jr, pemeran utama dalam Iron Man, yang selalu relevan dengan era sekarang tanpa harus mengubah dirinya menjadi seperti anak 17 tahun. (nifu)