Strategi Menyusun Konten
PRINDONESIA.CO | Kamis, 20/07/2017 | 2.475
Strategi Menyusun Konten
Penuhi lima langkah. 
Ratna/PR Indonesia


JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Tak ada yang mustahil bagi praktisi public relations untuk mewujudkannya. Asalkan, kata  Director Digital inMark Ventura Elisawati, dalam pelaksanaannya memenuhi lima strategi. “Strategi adalah bagian dari proses. Dan, reputasi adalah proses dari hasil,” imbuhnya di hadapan peserta The 10th Workshop PR Series yang diselenggarakan PR INDONESIA di Jakarta, awal Februari lalu. 

Langkah pertama sebelum menyiapkan strategi konten adalah menjawab pertanyaan mendasar seperti info apa saja yang dibutuhkan stakeholders, apakah info-info itu sudah tersedia, dan ke mana mereka mencari info. Menurut Ve, begitu ia akrab disapa, pertanyaan-pertanyaan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kita memahami stakeholders. “Apakah info yang kita harapkan dibaca oleh stakeholder sudah tersedia? Atau sebaliknya, jangan-jangan ada info yang sebenarnya tidak dibutuhkan stakeholder. Hal semacam itu perlu riset reguler,” kata perempuan yang pernah berkecimpung di dunia jurnalistik ini.  

Kedua, bagaimana mengarahkan traffic ke konten. “Ini perlu strategi tersendiri. Bagaimana setelah mengetahui segmen kita menggunakan Facebook, membaca koran, atau di antara mereka masih ada yang secara aktif mendengarkan radio. Selanjutnya, membuat mereka tertarik mendengar atau membaca program kita. Jadi, harus selektif,” tambah Ve yang pernah bekerja di industri telekomunikasi selama sepuluh tahun.

Lagi-lagi, ia mengimbau agar peserta yang seluruhnya praktisi PR itu untuk secara reguler melakukan riset. “Dari riset kita mendapatkan pattern dan kebiasaan stakeholder mengakses info tentang kita,” kata Ve seraya menambahkan banyak tools tidak berbayar yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh praktisi PR.  Misalnya, bertanya kepada relasi seperti media dan konsumen/pelanggan.   
 
Strategi ketiga yang biasanya menjadi tantangan di korporasi adalah komitmen menyediakan konten yang berkualitas. Komitmen yang dimaksud antara lain mengunggah konten secara reguler, informasinya berkualitas dan sudah mencakup kaidah jurnalistik 5W+1H. “Jangan membuat audiens yang sudah sukarela datang ke tempat Anda, tapi kontennya tidak lengkap sehingga mereka harus mencari jawabannya ke tempat lain,” katanya. “Sudah bukanya susah, informasinya enggak lengkap,”  sesal Ve.  

Tinjau Ulang 
Jika langkah pertama hingga ketiga sudah dilakukan, lakukan strategi keempat: evaluasi dan meninjau ulang strategi. Sebab, bisa jadi kanal komunikasi yang menjadi favorit tahun lalu, bergeser ke kanal komunikasi lain seiring dengan tren dan pola komunikasi publik. Lakukan pula evaluasi untuk mengetahui di mana letak kesalahan untuk kemudian mengambil langkah perbaikan. “Dengan memanfaatkan digital sebenarnya kita dapat melakukan re-plan dengan mudah,” beritahu Ve.

Berikutnya adalah eksekusi baik internal maupun eksternal. Konten korporat internal terdiri dari konvesional (newsletter, inhouse magazine) dan digital (e-mail, broadcast, blog, forum, e-newsletter, media sosial). Sementara konten korporat eksternal meliputi media mainstream dan digital (web, blog, forum, grup, komunitas, media sosial). Formatnya bisa dalam bentuk Word, artikel foto, video, infografik, dan banyak lagi. Sedangkan substansinya berupa press release, company notes, company story, update info, dll. 

Nah, yang mesti diingat adalah kapan waktu yang tepat (timing) mengeluarkan corporate content. Menurut Ve, ada dua situasi corporate content yang dikelola PR, saat situasi normal dan krisis. Yang pasti, ia menggarisbawahi, konten apapun yang akan diberikan harus mengacu pada guideline company. Meliputi, value, tone dan manner, visual. “Meski saat masuk ke kanal-kanal komunikasi gaya bahasanya berbeda-beda, tapi corporate identity-nya harus tetap sama,” tutupnya. rtn

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI