Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat (FLIPMAS) meresmikan Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) di 29 lokasi di wilayah Indonesia.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Peresmian KEM dipusatkan di Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) Kolok Bengkala Buleleng, Bali Sabtu (8/7). Ini merupakan peresmian tahap I dan II dari 32 lokasi yang akan digarap di seluruh Indonesia. KEM yang dikembangkan oleh Pertamina bersama dengan FLIPMAS merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui desa binaan yang bertujuan untuk meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Maka, dalam penentuan lokasi KEM ditentukan oleh tingginya IPM suatu daerah. Terutama di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Menurut Vice President CSR & SMEPP Pertamina Agus Mashud, KEM Kolok Bengkala dipilih karena warganya memiliki karakterisktik yang bebeda dengan warga KEM lainnya di Indonesia. Mereka terdiri dari warga disabilitas yakni secara fisik memiliki keterbatasan bisu-tuli (kolok). "Program KEM ini bertujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan warga melalui pembangunanan unit-unit usaha, pengembangan ekonomi desa dengan kearifan lokal serta mewujudkan hubungan harmonis antar warga," katanya.
Ia melanjutkan, proses awal pembangunan KEM dilakukan dengan cara mencari dan menentukan lahan marjinal yang berkordinasi dengan pemerintah desa setempat dan juga para tokoh masyarakat atau tokoh adat desa. Kemudian, digarap menjadi lahan produktif yang dilengkapi dengan pembangunan fasilitas fisik untuk penyediaan sarana prasarana.
Dalam mengimplementasikan program KEM, Pertamina mengikutsertakan kalangan akademisi dari dosen perguruan tinggi setempat untuk menyusun konsep strategis KEM serta mendampingi masyarakat agar KEM berjalan secara terintergrasi dan sinergis dengan tujuan Pertamina, mencerdaskan dan mensejahterahkan masyarakat.
Untuk kolok Bengkala, kegiatan KEM dimulai pada awal tahun 2015, dikembangkan sesuai dengan kearifan lokal di lahan seluas 3,2 ha. Antara lain pembangunan komponen Parahyangan (pura dan pelinggih lainnya), Pawongan (rumah tinggal dan fasilitas usaha) serta Palemahan (usaha pertanian dan peternakan). Pemberdayaan ini melibatkan 12 kepala keluarga kolok di desa Bengkala,” jelas Putu Suwadika Ketua Kelompok KEM Kolok Bengkala.
Saat ini, kegiatan utama yang dilakukan KEM Kolok Bengkala antara lain, pelatihan tari, pelatihan tenun, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan home industry yang menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman, pelatihan yoga, pelatihan kewirausahaan dan peternakan, pengembangan pertanian, pengembangan website infomasi KEM Kolok Bengkala serta pengembangan jalur tracking. "Berbagai kegiatan kami rancang untuk menjadikan Bengkala sebagai Desa Wisata," tambah Putu.
Agus berharap program KEM di kolok Bengkala dan 28 lokasi lainnya di seluruh Indonesia dapat berjalan sesuai dengan tujuan strategis KEM: mencapai warga aktif produktif dan menjadikan kawasan yang penuh manfaat bagi kehidupan warga khususnya di pedesaan. rtn