Pertengahan Januari lalu, perusahaan konsultan komunikasi, Edelman, merilis survei Edelman Trust Barometer 2017. Hasil survei menunjukkan, level trust kepada empat institusi di Indonesia meningkat, pemerintah (71 persen), bisnis (76 persen), NGO (64 persen), dan media (67 persen). Bahkan secara global, level trust Indonesia berada di peringkat kedua setelah India. Apa yang mendorong meningkatnya trust di Indonesia?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut CEO Edelman Indonesia Raymond Siva, tingkat kepercayaan Indonesia meningkat karena didorong oleh keterbukaan informasi. “Ini hipotesis kami, sebab data itu adalah data, saya tidak ingin mempiarkan data itu. Tapi dalam pandangan kami, rasanya memang ada transparansi dari pemerintah, mereka sangat aktif mengomunikasikan kebijakan-kebijakannya,” kata Raymond kepada PR INDONESIA di Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Keterbukaan informasi juga tampak dari institusi bisnis. Mereka secara rutin membagikan informasi melalui berbagai media, baik owned media, paid media, maupun earned media. Hal yang sama juga terjadi di LSM. Dulu LSM dipandang tidak transparan dan mengusung agenda tertentu, tapi sekarang mereka berada bersama-sama di tengah masyarakat dan mengusung agenda rakyat, sehingga trust levelnya naik.
Media pun setali tiga uang. Menurut Raymond, dua tahun lalu saat pemilu, media terlalu berpihak dalam politik. Tapi setahun terakhir sebagian besar mereka sudah kembali independen dan lebih berani, sehingga kepercayaan publik ke media juga meningkat. Hal yang sama terjadi di India yang level trust-nya tahun ini tertinggi di dunia.
Kepercayaan publik yang tinggi merupakan modal bagus untuk meraih berbagai kesempatan. Bagi pemerintah dukungan publik dan elektabilitas akan meningkat, institusi bisnis akan meningkat market share-nya, LSM akan bertambah dukungan dan donor dari publik, sedangkan media dapat meningkatkan jumlah pembaca dan pengiklannya. “Ini baru direct impact-nya, belum impact turunan lainnya,” ujar pria asal Malaysia itu menggambarkan pentingnya trust.
Reputasi, Trust, dan Kredibilitas
Raymond menegaskan, trust merupakan aset penting untuk meraih masa depan gemilang. Secara sederhana, ia mendefinisikan trust adalah kepercayaan yang diberikan kepada institusi atau individu untuk melakukan sesuatu yang benar. “Kepercayaan itu memengaruhi keputusan-keputusan kita, misalnya ketika mau beli mobil atau rumah harus ada trust terhadap brand tersebut,” katanya mencontohkan.
Dalam dunia PR, selain trust, juga dikenal istilah reputasi dan kredibilitas. Berbeda dengan reputasi, yang merupakan hasil dari aktivitas yang telah dilakukan di masa lalu dan saat ini, maka trust adalah untuk masa depan. “Jadi reputasi yang baik akan melahirkan trust dan kalau kita mengambil langkah untuk membangun trust, maka kredibilitas akan datang. Kita tidak mungkin mendapatkan kredibilitas kalau tidak ada trust. Jadi dalam pandangan saya kredibilitas adalah hasil daripada trust,” tegasnya.
Lantas apa saja yang memengaruhi naik turunnya trust? Menurut Raymond ada tiga hal yang memengaruhi tingkat kepercayaan terhadap institusi atau individu, yaitu keterbukaan informasi, menepati janji, dan adanya purpose. “Sebab kini generasi milenial bekerja di perusahaan bukan semata untuk mencari uang, tapi juga mencari big purpose. Karena itu perusahaan harus punya purpose untuk masyarakat, tidak semata mencari profit,” katanya.
Hal yang sama juga berlaku untuk pemerintah. Mereka akan mendapatkan kepercayaan publik jika kebijakan-kebijakannya benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, kepercayaan akan hilang jika kebijakan pemerintah hanya menguntungkan segelintir elit dan tidak punya keberpihakan terhadap kepentingan nasional dalam era globalisasi. (nif)