PRUSyariah Rasakan Sulitnya Mengedukasi Publik
PRINDONESIA.CO | Jumat, 28/04/2017 | 1.727
PRUSyariah Rasakan Sulitnya Mengedukasi Publik

JAKARTA, PR INDONESIA. CO - Ada yang menarik dari hasil pemaparan Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing, Communication and Sharia Director Prudential Indonesia di saat peluncuran inovasi baru Prudential Syariah, PRUprime Healthcare Syariah produk asuransi jiwa rawat inap komprehensif yang berbasis syariah, di Jakarta, Kamis (27/4/2017). 

Dari 87 persen populasi Muslim di tanah air, ternyata hanya tujuh persen yang memiliki asuransi jiwa syariah dari total pemilik asuransi jiwa. Uniknya, meski dari sisi penetrasi rendah, permintaan dan pertumbuhannya  jauh lebih tinggi ketimbang asuransi konvensonal. Ia mencontohkan,  aset asuransi jiwa syariah tumbuh 30 persen sementara konvensional hanya 12,3 persen. Pertumbuhan premi majemuk lima tahun asuransi jiwa  syariah juga naik 18 76 persen sementara konvensional 11,8 persen saja.  

 

Hasil survei Prudential Indonesia yang dilakukan pada semester kedua tahun 2016 kepada 2.400 responden kategori menengah ke atas menunjukkan 50 persen orang mengerti tentang asuransi jiwa syariah. Selebihnya, hanya mengetahui kata syariah tanpa makna. Sisanya, tidak tahu sama sekali tentang syariah.  

Adapun alasan mereka memilih asuransi jwa syariah, 87 persen mengaku karena selaras dengan prinsip syariah Islam, 43 persen memilih hasil investasinya lebih baik, 42 persen karena rekomendasi keluarga/teman. Lagi-lagi, Nini melihat hasil ini sebagai peluang. "Keinginannya sudah ada, tapi mereka belum paham," katanya gemas seraya mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat Indonesia tentang produk syariah.  

Masih kata Nini, berbeda dengan Malaysia, negara yang mayoritas penduduknya sama-sama Muslim. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk syariah atau takaful terbilang tinggi. Sementara di Indonesia, dari 100 persen Muslim, 10-15 persennya adalah Muslim konservatif, 80 persennya Muslim moderat, sisanya Muslim keturunan.

Di sinilah, tantangannya. Bagaimana memberikan pemahaman kepada Muslim moderat yang cara berpikirnya lebih mengedepankan manfaat. "Yang dicari adalah produknya bagus, sesuai kebutuhan, aksesnya gampang, performance-nya bagus, bukan tentang agamanya," imbuhnya seraya mengibaratkan penduduk Eropa yang yang mayoritas penduduknya non-Muslim tetapi memilih produk bersertifikat halal karena meyakini produknya baik.  

Beberapa strategi komunikasi pun dilakukan. Salah satunya merangkul komunitas seperti Masyarakat Ekonomi Syariah. Selanjutnya membekali lebih dari 900 ribu agen PRUSyariah yang kesemuanya berlisensi syariah dengan modul dan tools yang telah melalui tahapan revisi agar mudah dipahami. "Nomor satu itu language mesti jelas. Karena ada bahasa asing (Arab) yang tidak semua dimengerti banyak orang, termasuk Muslim itu sendiri," katanya seraya meyakinkan tahun ini adalah tahun Prudential lebih fokus mengomunikasikan dan mengedukasi syariah kepada masyarakat. Kedua, cara penyampaiannya harus ramah (friendly) agar mereka yang belum paham tidak merasa terintimidasi. Dan, mengoptimalkan keberadaan media sosial, platform interaksi yang paling banyak digunakan oleh kelompok Muslim moderat.  "Pokoknya jangan dibikin ribet," ucapnya. rtn

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI