Iringan musik dan tari Calung Rajawali menjadi pembuka gathering tahunan praktisi public relations (PR) dan media yang kedua, Jambore Media dan PR INDONESIA (JAMMPIRO) #2 di Hotel Jambuluwuk, Yogyakarta, Selasa (4/10/2016). Lebih dari 250 orang praktisi PR dan media dari berbagai korporasi dan institusi hadir memeriahkan suasana.
JAKARTA, PR INDONESIA.CO - JAMMPIRO #2 digelar dengan konsep inovatif, memadukan antara gathering, sharing session, workshop, community session, awarding, travelling, hingga pasar ide. Selain di pusat kota Yogyakarta, untuk memberikan suasana berbeda acara puncak dilangsungkan di Teater Trimurti, Kompeks Candi Prambanan.
Mengusung tema sentral “Inspirasi Bangsa untuk Masa Depan Indonesia”, acara yang didukung oleh BRI tersebut menghadirkan para pembicara terbaik di bidangnya, mulai dari lima PR INDONESIA Gurus, ketua Dewan Pers, dan pemimpin redaksi media cetak, ketua komunitas PR, CSR, hingga para Insan dan Icon PR INDONESIA.
Founder dan Pemimpin Redaksi Majalah PR INDONESIA Asmono Wikan, dalam sambutan pembukaan mengatakan, inspirasi awal lahirnya JAMMPIRO bermula dari rasa penasaran dan keingintahuannya tentang apa yang akan terjadi jika di Indonesia mulai diadakan event berbasis PR dan advertising (media). Ia yakin, event ini akan menghadirkan kolaborasi yang mampu memberikan sumbangsih baik bagi Indonesia di masa depan.
Lalu, mengapa nama yang dipilih Jambore Media dan PR Indonesia (JAMMPIRO)? Lulusan Universitas Diponegoro ini menjelaskan, pemilihan kata jambore sebenarnya merupakan upaya pelarian dari kata-kata yang sudah kebanyakan atau mainstream. “Festival? Nanti kesannya seperti acara musik. Workshop? Sudah banyak. Kemudian seminar? Ah, apalagi itu, sudah basi, ya? Nah, akhirnya muncullah si Jambore ini,” paparnya.
Kata jambore, kemudian dikaitkan dengan media, dipertemukan dengan PR dan terakhir ditambahkan kata Indonesia, maka diputuskan untuk menyebutnya sebagai Jambore Media dan PR Indonesia atau JAMMPIRO. “Diberikan huruf dobel M agar nanti orang-orang tidak salah paham disangkanya seperti bahasa di Jogja, “Jampiro, Mas?” tambah laki-laki yang tampil nyentrik dengan blangkon hitam ini.
Asmono berharap JAMMPIRO #2 dapat menjadi wadah bersama untuk melihat masa depan Indonesia melalui sudut pandang PR yang lebih luas. Selama ini, diskusi tentang masa depan Indonesia dari perspektif PR masih terlalu jarang atau bahkan tidak ada. Berbeda dengan perspektif politik, ekonomi, sosial, dan hukum yang sudah jamak ditemui sehari-hari.
Usai sambutan, sesi awal JAMMPIRO #2 menampilkan diskusi bertajuk Melihat Indonesia Masa Depan dari Perspektif Media Lokal yang menghadirkan Pemimpin Redaksi Harian Kedaulatan Rakyat Octo Lampito dan Harian Solopos Suwarmin. Mereka optimis kendati penetrasi media digital tak terbendung, media cetak masih akan tetap eksis di tengah masyarakat. Tentu inovasi dan akselerasi dengan platform digital menjadi sebuah keharusan.
Sesi berikutnya, Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prasetyo menggarisbawahi sejumlah pekerjaan rumah pers Indonesia. Ia menyebut meski sudah 17 tahun mengalami angin segar kebebasan pers, tapi profesionalisme masih menjadi problem yang tak kunjung usai. Masih banyak media yang digunakan untuk memeras dan menakuti publik.
Sesi pagi itu juga menghadirkan Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Slamet Pribadi dan Walikota Dumai Zulkifli AS. Slamet menyampaikan, pemberantasan narkoba di Indonesia butuh peran masyarakat, diantaranya dari komunitas PR dan media. Sementara Zulkifli menyoroti pentingnya membangun Indonesia dari pinggiran, sebab perbatasan merupakan beranda dan etalase bangsa. “Pers dan PR dalam hal ini dapat membantu mendorong melalui pemberitaan yang positif,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Majalah PR INDONESIA juga meluncurkan buku berjudul Reputasi yang Berkarakter. Buku ini merajut berbagai inspirasi PR dari berbagai event yang diselenggrakan PR INDONESIA, mulai dari workshop, seminar, hingga gerakan kampanye sosial. Ditulis oleh tiga orang penerima PR INDONESIA Fellowship 2016 yaitu Muhammad Husni, Dyah R Sugianto, dan Frizki Yulianti Nurnisya.
Inspirasi PR Gurus
Salah satu sesi yang paling banyak ditunggu adalah PR INDONESIA dan Indonesia Masa Depan yang menghadirkan lima orang PR INDONESIA Gurus. Mereka adalah Elizabeth Goenawan Ananto, founder EGA Briefings, yang menyampaikan pentingnya pelembagaan PR (Institutional PR), praktisi PR senior Ida Sudoyo yang berbicara mengenai PR dan media.
Selain itu, Magdalena Wenas, Presiden PR Society Indonesia, juga berbagi pandangan tentang cyber PR. Sementara Maria Wongsonagoro, Presiden Direktur IPM PR melihat dari sisi reputasi berkelanjutan. Terakhir, Prita Kemal Gani, founder The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta menyampaikan International Friendship in PR.
Selain itu, di hari terakhir untuk pertama kalinya dalam sejarah 10 komunitas public relations (PR) berkumpul dalam satu forum dan menyampaikan pendangan kepiaran mereka, aktivitas yang telah mereka lakukan, dan visi serta rencana ke depan.
Sepuluh komunitas itu adalah PR Society Indonesa, Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI), Asean PR Network (APRN), Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), EGA briefings, Forum Humas BUMN, Ikatan Pranata Humas Pemerintah (Iprahumas), Indonesia CSR Society (ICSRS), Tenaga Humas Pemerintah (THP), dan Kantor Staf Presiden (KSP).
“Alhamdulillah ada 10 komunitas PR hadir di sini. Ini momen yang sangat bersejarah, bisa terekam sebagai Rekor MURI, bahwa inilah pertama kalinya di Indonesia berkumpul 10 komunitas PR dalam satu forum,” kata founder Asmono.
Dan, di akhir sesi sebagai salah satu pembeda JAMMPIRO #2 dengan yang pertama, PR INDONESIA mengadakan sesi Pasar Ide. Acara ini menghadirkan para penjual ide dari komunitas dan perusahaan dan dipertemukan dengan para calon pembeli ide yang tak lain adalah seluruh peserta yang hadir.
Pada sesi Pasar Ide, PR INDONESIA mengalokasikan waktu khusus dan membagi para peserta ke dalam beberapa kelompok untuk secara bergantian mengunjungi stand-stand komunitas atau perusahaan yang menjadi “penjual” ide. Komunitas yang ikut menjual idenya dalam acara ini adalah Perhumas, APPRI, APRN, PR Society, IPRAhumas, ICSRS, Ega Briefings, Trend Reader, Isentia, Eazy Link, dan lainnya.
JAMMPIRO #2 ditutup dengan acara puncak yang dikemas khusus di panggung teater Trimurti Kawasan Candi Prambanan, Kamis (6/10/2016). Sejumlah penghargaan disiapkan mulai dari penghargaan PR seperti Insan PR Indonesia dan Rookie Star hingga penghargaan media relations seperti Jawa PR INDONESIA Media Relations Awards (JAPRIMAS), Kalimantan PR INDONESIA Media Relations Awards (KALPRIMAS), dan Sulawesi PR INDONESIA Media Relations Awards (SULPRIMAS).
Selama acara berlangsung, tagar #JAMPIRO2 membahana di jagat media sosial. Bahkan sempat masuk trending topic di twitter. Sampai jumpa di JAMMPIRO 2017! Hanifudin Mahfuds