Komunikasi Transparan untuk Janji-Janji Kampanye Prabowo-Gibran
PRINDONESIA.CO | Rabu, 04/12/2024
Komunikasi Transparan untuk Janji-Janji Kampanye Prabowo-Gibran
Presiden Prabowo Subianto Didampingi Wakil Presiden Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka Mengumumkan Susunan Kabinet Merah Putih, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024)
Dok. Sekretariat Presiden

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menghadapi tantangan besar dalam membangun komunikasi publik yang efektif. Janji kampanye ambisius seperti makan siang gratis hingga penyelesaian proyek strategis kereta nasional, jelas memerlukan strategi komunikasi yang transparan. Hal itu semata untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Menurut pandangan praktisi public relations (PR) Nugroho Agung Prasetyo, sejak awal dilantik seyogianya pemerintahan Prabowo-Gibran sudah harus menyicil janji-janji selama kampanye. Sebab, kata pria yang aktif di Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia, hanya dengan itu pemerintahan anyar ini bisa berhasil. “Kalau Prabowo-Gibran ingin berhasil, mereka harus menjawab janji-janji besar yang disampaikan. Transparan terkait implementasi janji-janji,” ujarnya kepada PR INDONESIA, Sabtu (16/11/2024)

Mengenai hal tersebut, Agung seperti memiliki optimisme. Utamanya karena Presiden Joko Widodo di waktu-waktu terakhirnya menjabat membentuk Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO). Menurutnya, inisiatif ini bisa menjadi titik awal yang baik dalam mengintegrasikan strategi komunikasi publik. Ia berharap, PCO mampu mengharmonisasikan narasi lintas kementerian, menangkal hoaks, dan memastikan informasi yang disampaikan akurat.

Satu Pintu

Namun, seakan buru-buru menambahkan, Agung menegaskan kalau efektivitas lembaga anyar itu akan sangat bergantung pada koordinasi dan kepemimpinan. Adapun saat ini secara posisi, lanjut Agung, PCO dalam pusaran janji-janji kampanye Prabowo-Gibran sudah harus memastikan tidak ada perbedaan narasi antar kementerian dan lembaga. “Semakin banyak pihak bicara, makin membingungkan. Harus ada satu pintu agar kebijakan pemerintah satu suara,” ucapnya.

Kompleksitas tugas komunikasi publik pemerintahan Prabowo-Gibran sebagaimana digambarkan Agung, seakan divalidasi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi yang beberapa waktu lalu telah menunjuk total enam juru bicara (jubir). Namun, terlepas dari jumlah jubir PCO saat ini, CEO Imajin PR Jojo S. Nugroho dalam kesempatan wawancara bersama PR INDONESIA pada akhir Agustus lalu menekankan, peran tersebut harus dijalankan dengan kemampuan menerjemahkan kebijakan kompleks menjadi narasi yang mudah dipahami masyarakat.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan komunikasi publik era Prabowo-Gibran sangat bergantung pada kemampuan mengintegrasikan strategi, membangun kepercayaan melalui transparansi, serta memanfaatkan teknologi untuk menjangkau lebih banyak audiens. (RHO)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI