Menurut Ketua Umum Perhumas Indonesia Boy Kelana, profesional PR maupun pemimpin dunia perlu memantapkan kekuatan yang tidak hanya memberikan pengaruh, tetapi juga etis dan terarah dengan memprioritaskan kebaikan bersama.
BALI, PRINDONESIA.CO - Perhumas Indonesia berkomitmen menjadikan komunikasi sebagai mesin perubahan yang positif, bermakna dan menjangkau setiap sudut masyarakat. Ketua Umum Perhumas Indonesia Boy Kelana mengatakan, komitmen tersebut penting ditegaskan mengingat saat ini public relations (PR) telah berkembang menjadi lebih dari sekadar komunikasi strategis.
Dalam hal ini, Boy menekankan, profesional PR maupun pemimpin dunia perlu memantapkan kekuatan yang tidak hanya memberikan pengaruh, tetapi juga etis dan terarah dengan memprioritaskan kebaikan bersama. “Karena itu kami mendorong pemimping dunia untuk menjadikan komunikasi sebagai mesin perubahan yang positif,” ujarnya saat memberi sambutan hari kedua World Public Relations Forum (WPRF) 2024, Rabu (20/11/2024) di Nusa Dua, Bali.
Dalam konteks Indonesia, sambungnya, seluruh anggota Perhumas Indonesia memiliki kesempatan untuk membentuk narasi yang membangun kepercayaan, menginspirasi harapan, dan menyatukan orang-orang menuju solusi berkelanjutan. “WPRF juga akan mengeksplorasi kontribusi Indonesia terhadap ekosistem PR yang berkelanjutan dan tangguh, imbuhnya menggarisbawahi keberlanjutan sebagai hal penting bagi masa depan PR.
Komunikasi yang Bertanggung Jawab
Lebih lanjut Boy menyampaikan, praktisi PR maupun komunikasi harus bisa menginspirasi dunia yang semakin kompleks dan kaya akan informasi dengan menjaga kepercayaan. Dalam konteks ini, tegasnya, kepercayaan didasarkan pada komunikasi yang bertanggung jawab. “Ini berarti kita harus mampu mengelola informasi dengan bijak, menghindari penyebaran berita palsu, dan memastikan bahwa kita berkontribusi dalam diskusi yang konstruktif, mempromosikan inklusi dan keragaman,” ucapnya.
Komunikasi bertanggung jawab yang ditegaskan Boy, punya relevansi dengan adopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mulai marak di kalangan praktisi PR. Dalam hal ini, Presiden Global Alliance Justin Green menyampaikan, pihaknya dan seluruh anggota saat ini terikat oleh kode etik global dan prinsip penggunaan AI yang etis dan bertanggung jawab. “Hal ini akan membawa profesi PR ke masa depan,” pungkasnya. (lth)