Kabupaten Garut melibatkan peran tokoh agama milenial ke dalam strategi komunikasi cegah stunting. Seperti apa?
KABUPATEN GARUT, PRINDONESIA.CO – Kabupaten Garut punya strategi komunikasi anyar dalam mencegah stunting. Lewat lokakarya yang digelar Yayasan Cipta bersama Tanoto Foundation pada Jumat (1/11/2024), daerah yang terkenal dengan kerajinan kulitnya itu akan melibatkan tokoh agama milenial sebagai kunci kesuksesan program penurunan angka stunting.
Program Officer Yayasan Cipta Wihdaturrahmah menjelaskan, pemilihan tokoh agama milenial itu merupakan kesepakatan bersama Perangkat Daerah (PD) terkait, yang sebelumnya mengikuti lokakarya identifikasi tokoh kunci. “Tokoh agama ini memiliki pengaruh yang besar, dan juga mungkin belum digandeng maksimal oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Garut,” ujarnya.
Adapun keberhasilan strategi komunikasi yang melibatkan tokoh agama milenial, lanjut Wihdaturrahmah, diukur melalui peningkatan pengetahuan masyarakat, yang dinilai dengan tes sebelum dan sesudah pelatihan para tokoh kunci. “Keberhasilan yang kita harapkan adalah para tokoh agama milenial bisa turun langsung, berkolaborasi dengan TPPS dalam menyampaikan edukasi berkelanjutan,” imbuhnya.
Melibatkan 20 Tokoh Agama Milenial
Untuk strategi komunikasi baru ini, Kabupaten Garut menggandeng sekurangnya 20 tokoh agama milenial. Masing-masing dari mereka dipilih berdasarkan lokasi yang menjadi fokus penanganan stunting.
Rudiman, tokoh agama milenial dari Desa Dano Kecamatan Leles, mengapresiasi langkah Kabupaten Garut yang mengintegrasikan peran tokoh agama ke dalam strategi komunikasi mencegah stunting. “Mengingat masyarakat Garut yang religius, pendekatan berbasis keagamaan akan lebih menarik,” ucapnya.
Dalam perannya, lanjut Rudiman, masing-masing tokoh agama akan mengusung metode komunikasi yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakat, latar belakang sosial, hingga budaya setempat. “Para dai lokal sangat memahami karakter masyarakatnya, sehingga pendekatan yang dilakukan pun lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Meski keterlibatan para tokoh agama milenial ini mungkin tidak akan sepenuhnya mengomunikasikan soal stunting, tetapi setidaknya ada muatan-muatan penting dari isu tersebut yang dapat disisipkan kepada masyarakat. (lth)