Founder Imogen PR dan CEO Imajin PR Research Jojo S. Nugroho menjelaskan, metode housing framework dapat memastikan pesan kunci dalam siaran pers tersampaikan dengan baik. Apa itu?
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO — Di tengah perkembangan saluran komunikasi hari ini, siaran pers masih tetap akan menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi terkait organisasi. Namun, efektivitas tersebut hanya bisa dicapai jika praktisi public relations (PR) dapat mengembangkan pesan kunci di dalam siaran pers. Untuk itu, founder Imogen PR Jojo S. Nugroho menyampaikan, metode housing framework dapat menjadi cara jitu yang bisa diaplikasikan praktisi humas.
Di hadapan peserta workshop “The Public Speaking and Public Relations Writing with AI” di Yogyakarta, Kamis (10/10/2024), pria yang juga menjabat CEO Imajin PR Research itu menjelaskan, metode housing framework bermanfaat dalam penyusunan pesan kunci agar lebih terstruktur, dan tidak melebar alias keluar dari konteks. “Penyusunan dengan metode ini biasanya terdiri dari pernyataan utama, pesan inti pertama, kedua, dan ketiga, serta fakta, data, maupun bukti pendukung lainnya,” paparnya dalam rangkaian acara puncak Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2024 itu.
Adapun mengenai pernyataan utama, jelasnya, mewakili keseluruhan informasi yang ingin ditulis dalam siaran pers. Sementara pesan inti pertama umumnya berisikan insight atau data hasil riset mengenai sesuatu. “Misal, data riset terkait jarangnya masyarakat Indonesia menggunakan teknologi digital untuk mengembangkan bisnisnya via daring,” ucapnya mencontohkan.
Kemudian, pesan inti kedua seyogianya berisi pengembangan dari pesan inti sebelumnya. Namun, pesan inti kedua harus bisa menghadirkan brand as a hero untuk menjawab tantangan yang ada. “Sementara itu pesan inti ketiga merupakan pengembangan lanjutan, yang dapat berisikan tenang kampanye, atau solusi yang ditawarkan oleh organisasi,” imbuh pria yang karib disapa Om Jojo itu.
Digenapi Konsep Piramida Terbalik dan Unsur 5W + 1H
Om Jojo menegaskan, keseluruhan pesan inti harus dirampungkan terlebih dahulu, untuk kemudian praktisi PR dapat menarik kesimpulan untuk dijadikaan pernyataan utama, yang biasanya menjadi cikal bakal dari lead sebuah siaran pers. “Perlu dipahami bahwa semua proses itu dimulai dari pengumpulan riset, fakta, dan data yang ada,” tambahnya.
Selain menyusun dan mengembangkan pesan inti (key message) dengan metode housing framework, Om Jojo turut mengimbau agar praktisi PR senantiasa menulis siaran pers menggunakan konsep piramida terbalik, dan memastikan unsur 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, dan How) terpenuhi. (hur)