Sebanyak 106 trofi dianugerahkan kepada instansi dan korporasi yang unggul dalam keterbukaan informasi publik dalam ajang The 6th Anugerah HUMAS Indonesia (AHI) 2024, di Yogyakarta, Jumat (11/10/2024).
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hari ini, di Yogyakarta, Jumat (11/10/2024), ajang bergengsi The 6th Anugerah HUMAS Indonesia (AHI) 2024 memberikan penghargaan kepada 106 karya terbaik dari instansi dan korporasi yang berhasil menerapkan praktik keterbukaan informasi publik secara inovatif dan kreatif.
Tahun ini, kompetisi yang diinisiasi oleh HUMAS INDONESIA, bagian dari PR INDONESIA Group, berhasil menarik 240 entri dari 62 instansi. Karya-karya yang dikirimkan bersaing dalam berbagai kategori, seperti Pelayanan Informasi Publik Terinovatif, PPID Terbaik, Media Internal, Kanal Digital, dan Program Kehumasan Pemerintah. Semua entri ini mencerminkan tema sentral AHI 2024, yakni “Profesionalisme Humas untuk Indonesia Emas”, yang menekankan pentingnya keterbukaan informasi sebagai wujud profesionalisme humas dalam mendukung kemajuan Indonesia.
Proses penjurian yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 9 – 10 September 2024, secara hibrida di Jakarta, melibatkan dewan juri yang terdiri dari para ahli di bidang komunikasi publik. Mereka adalah Asmono Wikan (founder dan CEO HUMAS INDONESIA), Dian Agustine Nuriman (founder & Principal Consultant NAGARU Communication), Fardila Astari (Strategic Communications Expert Reputasia), Aqsath Rasyid Naradhipa (CEO NoLimit Indonesia), dan Abdul Rahman Ma’mun (Ketua Komisi Informasi Pusat 2011-2013 serta CEO Magnitude Indonesia).
Dalam sambutannya, Asmono mengungkapkan bahwa fokus utama penilaian terletak pada upaya peserta untuk mempertahankan prinsip keterbukaan informasi, sembari menghadirkan inovasi dan kreativitas. “Kami sangat menghargai badan publik yang mampu berinovasi dalam menyajikan keterbukaan informasi. Apalagi di era digital ini, tantangannya semakin kompleks, sehingga penting untuk selalu berinovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Fardila, yang turut menjadi juri Pelayanan Informasi Publik Terinovatif, Program Kehumasan Pemerintah, dan PPID Terbaik, mengapresiasi peningkatan kualitas peserta tahun ini. Ia menyoroti adanya strategi komunikasi yang lebih baik, termasuk pemilihan isu dan audiens yang lebih terarah. “Kami melihat ada peningkatan signifikan dalam cara peserta menentukan isu dan menyampaikan informasi yang relevan kepada audiens mereka,” katanya.
Arya Gumilar, juri kategori Media Internal, menekankan pentingnya keunikan dan relevansi konten dalam media internal, baik cetak maupun digital. Menurutnya, media internal harus memiliki unique selling proposition (USP) yang membedakannya dari media jurnalistik umum, serta mencerminkan nilai dan visi strategis organisasi. Ia juga mengingatkan agar konten tidak hanya fokus pada kualitas rubrik, tetapi harus memperkuat nilai dasar organisasi dan sejalan dengan tujuan strategis perusahaan.
Acara ini juga diwarnai dengan peluncuran Anugerah Karya Filosofis, sebuah penghargaan baru yang diberikan untuk karya-karya filosofis dalam komunikasi publik. Dalam kesempatan itu, Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan D.I. Yogyakarta, menyampaikan harapan besar kepada para praktisi humas agar terus berperan aktif dalam meningkatkan keterbukaan informasi publik di Indonesia.
Selamat kepada para pemenang. Sampai jumpa di AHI 2025!