Tanpa persiapan strategi yang ajek, kata dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi Soegijapranata Catholic University Cecilia Pretty, komunikator akan kesulitan memastikan pesan tersampaikan dengan baik kepada masyarakat yang majemuk ketika terjadi bencana.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Komunikasi memegang peran penting dalam kejadian bencana alam. Dalam hal ini, dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi Soegijapranata Catholic University Cecilia Pretty mengatakan, strategi komunikasi yang dijalankan pada situasi prabencana, bencana, dan pascabencana perlu dipersiapkan secara matang.
Tanpa persiapan strategi yang ajek, terang Cecilia, komunikator akan kesulitan memastikan pesan tersampaikan dengan baik kepada masyarakat yang majemuk. “Literasi media juga diperlukan untuk mencegah hoaks,” ujarnya seperti dikutip dari rri.co.id, Rabu (25/9/2024).
Dalam hal ini, Cecilia menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan ke dalam strategi komunikasi untuk situasi bencana. Berikut uraiannya.
1. Prabencana
Pada situasi ini, strategi yang dijalankan bisa berupa pelatihan dan edukasi untuk mengenal bencana, termasuk mengenalkan teknologi baru. Cecilia menilai penting aspek ini dalam konteks penyampaian peringatan dini bencana, karena dapat meningkatkan kepedulian masyarakat.
2. Saat Bencana
Ketika terjadi bencana, komunikasi yang baik dilakukan dengan cepat dan transparan. Di sini, berbagai saluran komunikasi harus digunakan untuk memastikan jangkauan lebih luas. Namun, pesan Cecilia, penggunaan saluran komunikasi tetap harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
3. Pascabencana
Masyarakat harus tetap terinformasi dengan kondisi terkini setelah kejadian bencana. Informasi yang lebih lengkap dan mendalam di situasi ini, kata Cecilia, juga bisa digunakan untuk pencegahan bencana ke depannya.
Mengingat bencana alam tidak pernah dapat diketahui secara pasti, Cecilia menekankan pentingnya mengenal saluran komunikasi dan kondisi masyarakat, sehingga ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, komunikasi dapat dijalankan dengan cepat dan tepat. (lth)