Gadis berusia 25 tahun ini merupakan penyandang autis dengan bakat seni luar biasa. Di usianya yang ke-10, sulung dari dua bersaudara itu, sudah menunjukkan kemampuannya melukis. Tak hanya itu, di tengah keterbatasannya, ia dikenal pandai memainkan alat musik organ dan menguasai empat bahasa asing. Beberapa tahun belakangan, Tiffany tak mampu lagi menyalurkan bakatnya di bidang melukis dikarenakan kesehatan matanya yang terus menurun.

LSCAA bekerja sama dengan Rotary Club Jakarta – Menteng, Motion Blue Jakarta, dan Sunrise Art Gallery & Arcade mengadakan eksibisi 12 lukisan reproduksi karya Tiffany bertajuk “From The Eyes of Tiffany” dan pelelangan untuk enam karyanya di Fairmont Hotel, Jakarta (20/10/2016). Acara peresmian makin istimewa karena dihadiri oleh Xu Bu, Duta Besar Tiongkok untuk Misi ASEAN. Eksibisi akan berlangsung di tempat yang sama sepanjang tanggal 22 Oktober hingga 5 November 2016.

Hasil pendapatan yang terkumpul akan didonasikan untuk membantu perawatan Tiffany dan disalurkan kepada Yayasan Yasmin, klinik psikiater RSCM, serta Rumah Autis. “Tiffany memang sudah tidak bisa lagi melukis, tapi melalui eksebisi ini, ia sudah mewariskan bakatnya untuk anak-anak autistik di Indonesia,” kata founder LSPR Prita Kemal Gani.

Sejak berdiri tahun 2008, LSCAA fokus membangun awareness dan penerimaan publik terhadap orang-orang dengan autis. Mereka juga menciptakan platform untuk orang tua dan saudara mereka untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam parent support group serta sibling support group. 

Selain itu, mereka telah memberikan pelatihan kepada 5.028 guru dari 1.616 SD se-Jabodetabek, termasuk para staf hotel, mal, restoran, hingga Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. LSCAA juga membuat workshop, festival, buletin, hingga film pendek. Bersama Minister of Foreign Affair Departement of ASEAN, mereka akan berkolaborasi membentuk Center of ASEAN Autism Studies. Aktivitasnya menitikberatkan pada riset dan mapping tentang autis di ASEAN. rtn