Menurut Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Soetriningsih, perlu adanya sumber daya manusia berkualitas untuk menempatkan penyebarluasan informasi sebagai salah satu kekuatan pengubah sikap, perilaku, dan sistem nilai di masyarakat.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang intensif, terarah, dan tepat sasaran, memainkan peran kunci dalam kesuksesan agenda penting pemerintah. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur KIE Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Soetriningsih, dalam konteks agenda Pembangunan Keluarga Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana), dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS).
Meski demikian, Soetriningsih menekankan, perlu adanya sumber daya yang kompeten dan berkualitas dalam menjalankan program KIE. Ia menjelaskan, kompetensi dan kualitas tersebut tidak bisa diukur hanya lewat kemampuan komunikasi yang merupakan standar minimal. “Melainkan juga melalui pemahaman materi yang akan disampaikan dalam promosi maupun kampanye program,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (14/8/2024).
Dalam hal ini, jelasnya, pengetahuan komunikasi pengelola KIE serta pengelola di Direktorat Advokasi dan Hubugan Antar Lembaga (Ditvoga) BKKBN, perlu terus dibangun dan diasah melalui pembelajaran tanpa henti. Dengan itu ia meyakini pihaknya bisa memposisikan diri untuk berkomunikasi dengan baik sesuai situasi.
Lebih jauh Soetriningsih menilai, kompetensi dan kualitas yang dimaksud akan menempatkan penyebarluasan informasi sebagai salah satu kekuatan utama untuk mengubah sikap, perilaku, dan sistem nilai di kalangan pelaksana dan pengelola program, maupun masyarakat Indonesia. “Ini merupakan bagian dari tugas dan fungsi KIE,” ucapnya.
Digenapi Etika
Menurut Soetriningsih, peningkatan kompetensi dan kualitas para pengelola KIE dan Ditvoga dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, hingga seminar-seminar yang dapat meningkatan kemampuan kerja dan kinerja. “Kompetensi yang saat ini dirasa diperlukan, hendaknya dapat segera dikuasai oleh pengelola KIE dan advokasi,” imbaunya.
Soetriningsih juga menekankan hal penting lain di luar kemampuan menyampaikan pesan yang mumpuni dalam konteks kerja unit komunikasi, yaitu etika. “Kita juga harus mempunyai attitude, sopan santun, disiplin, tanggung jawab dan juga akuntabilitas dalam bekerja. Ini penting,” tandasnya. (lth)