Di Balik Manfaat, Kenali Tantangan Penggunaan AI untuk PR
PRINDONESIA.CO | Senin, 29/07/2024 | 3.543
Di Balik Manfaat, Kenali Tantangan Penggunaan AI untuk PR
Principal Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN) Tuhu Nugraha dalam The 3rd DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024, di Malang, Kamis (25/7/2024).
Wahyu/ PR INDONESIA

MALANG, PRINDONESIA.CO - Manfaat dan tantangan dari perkembangan artificial intelligence (kecerdasan buatan/AI) masih menjadi topik menarik untuk didiskusikan. Terbaru, dalam sesi workshop The 3rd DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024 di Kota Malang, Kamis (25/7/2024), Principal Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN) Tuhu Nugraha menguraikan pandangannya mengenai dampak AI di bidang komunikasi.

Menurutnya, otomatisasi tugas rutin oleh AI merupakan satu dari sekian banyak manfaat yang bisa dioptimalkan praktisi public relations (PR). Selain itu, lanjutnya, kecerdasan buatan juga menawarkan kemudahan dalam pengambilan keputusan berbasis data, hingga meningkatkan kualitas layanan pelanggan seperti lewat chatbot atau asisten virtual.

Selaras dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan AI, Tuhu menyadari bahwa kekhawatiran akan tergantikannya peran manusia merupakan hal yang tidak dapat dielakkan. Namun, ia meyakini kalau manusia tidak akan pernah tergantikan karena memiliki nilai tambah yang tak dimiliki AI. “Jujur, pas awal kemunculan AI saya juga sempat merasa khawatir karena hampir semua tugas bisa dioptimasi AI,” ujarnya.

Adapun nilai tambah yang dimaksud Tuhu adalah kemampuan mengevaluasi, daya kritis, dan kontekstualisasi. Nilai-nilai tersebut, lanjutnya, dapat mengisi celah bias dan halusinasi yang dimiliki oleh AI. “Kita sebagai manusia bisa mengkurasi hal tersebut,” imbuhnya.

Tantangan AI

Terlepas dari manfaat di atas, Tuhu tidak menutup mata bahwa ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi di era AI. Beberapa di antara tantangan tersebut meliputi ancaman keamanan dan privasi, etika, hingga keselarasan hasil bantuan AI dengan tujuan organisasi dalam konteks PR.

Dalam menghadapi tantangan yang pertama, terangnya, satu-satunya cara yang bisa dilakukan saat ini hanyalah berhati-hati, dan memahami bahwa semua hal yang digunakan sebagai prompt (perintah) akan tersimpan di basis data AI. Hal tersebut ia jelaskan sekaligus untuk menjawab pertanyaan dari salah satu peserta workshop, soal potensi kebocoran data ketika merangkum hasil rapat menggunakan perangkat AI. ‘’Hati-hati  dalam menggunakan perangkat AI kalau ada data perusahaan yang bersifat rahasia,’’ imbaunya sambil menyarankan setiap organisasi memiliki peta mitigasi risiko dan standar operasional prosedur (SOP) penggunaan AI.

Menyoal tantangan kedua yakni etika, Tuhu menilai penggunaan AI harus dibarengi pertimbangan moral. Poin tersebut, tambahnya, juga akan berkaitan dengan tantangan ketiga yaitu tentang keselarasan. ‘’Kita harus memastikan keselarasan antara tujuan bisnis (visi dan misi) dalam penggunaan AI,’’ pungkasnya. (HUR)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI