Direktur FIFGROUP Esther Sri Harjati menjelaskan, dalam festival kuliner Nusantara suguhan UMKM binaan FIFGROUP, perusahaan turut menegaskan komitmen terhadap aspek ESG dan keberlanjutan. Seperti apa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – PT Federal International Finance (FIFGROUP) punya cara yang berbeda dalam praktik keberlanjutan serta implementasi prinsip environment, social, dan government (ESG). Anak perusahaan PT Astra International Tbk yang beroperasi di bawah payung Astra Financial itu, menyisipkannya ke dalam FIFestival Street Food 2024 yang digelar selama dua hari tanggal 10-11 Juli 2024, di Assembly Point Menara FIF, Jakarta Selatan.
Direktur FIFGROUP Esther Sri Harjati menjelaskan, dalam festival kuliner Nusantara suguhan UMKM binaan FIFGROUP itu, perusahaan menegaskan komitmen terhadap aspek ESG dan keberlanjutan melalui dukungan bagi pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, yang sejalan dengan poin nomor delapan dalam Sustainability Development Goals (SDGs). “FIFestival muncul sebagai wujud nyata dari upaya kami mendukung pertumbuhan ekonomi mikro,” ujarnya lewat siaran pers, Senin (15/7/2024).
Esther menjabarkan, festival jajanan yang menyelipkan serangkaian kegiatan edukatif seperti talkshow dan pemeriksaan kesehatan gratis itu berhasil menarik 1.000 pengunjung. Angka tersebut mencatatkan peningkatan sebesar 32,06 persen jika dibandingkan penyelenggaraan di tahun sebelumnya. Peningkatan juga tercatat untuk total transaksi yang mencapai lebih Rp119 juta, dari yang sebelumnya hanya Rp75 juta. “Kami berharap FIFestival tidak hanya menjadi acara tahunan yang dinantikan, tetapi juga menjadi tonggak penting untuk mengangkat peran strategis UMKM bagi perekonomian nasional,” imbuhnya.
Tren ESG
Fokus berbagai organisasi dalam penerapan ESG, kata Trainer & Consultant Center for Public Relations, Outreach and Communication (CPROCOM) Muhammad Lauda dalam talkshow CPROCOM Climate Communication Forum ke-8 pada Maret lalu, merupakan pertanda baik. Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa perusahaan mulai menyadari akan tanggung jawab sosialnya.
Selaras dengan itu, Lauda menilai, implementasi ESG yang baik juga dapat memastikan investor melirik suatu perusahaan. Namun, ia menekankan, perlu adanya peran serta praktisi public relations (PR) untuk mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan penerapan ketiga aspek tersebut.
Dalam hal ini, peraih gelar Magister Administrasi Bisnis dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut mengatakan, terdapat setidaknya tiga kunci mengomunikasikan ESG yang bisa diadaptasi. Pertama, mengeksplorasi potensi teknologi termasuk pemanfaatan artificial intelligence (AI) dalam strategi maupun taktik komunikasi.
Kedua, penguatan kolaborasi dengan stakeholder internal maupun eksternal. Ketiga, meningkatkan kemampuan storytelling yang berlandaskan narasi otentik perusahaan, untuk memudahkan pemahaman target audiens akan implementasi ESG. (jar)