Meski berfokus pada aspek ramah lingkungan, inovasi yang dihadirkan PHD utamanya ditujukan sebagai respons terhadap kecenderungan pelanggan yang semakin kritis dalam memilih merek. Seperti apa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Jika program corporate social responsibility (CSR) suatu perusahaan biasanya menyasar masyarakat secara langsung, beda halnya dengan Pizza Hut Delivery (PHD). Merek restoran pesan antar yang beroperasi di bawah PT Sarimelati Kencana Tbk ini, menjalankan program CSR lewat kerja sama dengan SMK Negeri 35 Jakarta untuk menghadirkan inovasi Hot Box.
CEO Pizza Hut Indonesia Boy Lukito mengatakan, teknologi kotak penghangat yang dapat membuat pizza tetap segar itu dihadirkan berbarengan dengan komitmen perusahaan dalam menerapkan konsep ramah lingkungan.
Ia menjelaskan, Hot Box tersebut nantinya akan dipasangkan pada motor listrik layanan pesan antar mereka. “Ini merupakan bagian dari komitmen Pizza Hut Indonesia dalam program CSR Pizza Hut Peduli 8P, pada poin penghematan energi dan peralihan energi terbarukan,” ujarnya dalam sambutan peresmian Hot Box di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Alumnus Swinburne University of Technology itu melanjutkan, sejauh ini PHD telah memiliki 14 motor listrik di tujuh gerai di Jakarta. Hingga akhir 2025, katanya, akan ditargetkan penggunaan sebanyak 200 motor listrik di 100 gerai di Jabodetabek. “Ini komitmen kami sebagai pelaku usaha dalam mendukung pemerintah mencapai target net zero emission (NZE) tahun 2060,” imbuhnya.
Melihat inovasi dari PHD tersebut, Koordinator Penyiapan Program Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) M. Arifuddin mengatakan, sinergi berbagai pihak termasuk sektor swasta berperan penting dalam mewujudkan NZE di tahun 2060.
Dalam hal ini, ia berharap perusahaan lain dapat turut menggencarkan inovasi yang dapat mendukung pencapaian target pemerintah. “Kami mengajak seluruh pihak untuk dapat berperan aktif menggunakan energi bersih dan mendukung pencapaian target penurunan emisi,” terangnya.
Berfokus dengan Konsumen
Lebih lanjut Boy menyampaikan, meski berfokus pada aspek ramah lingkungan, inovasi yang dihadirkan PHD utamanya ditujukan sebagai respons terhadap kecenderungan pelanggan. Ia menilai, saat ini mayoritas pelanggan mereka lebih kritis terhadap perusahaan atau merek yang punya perhatian terhadap isu sosial dan keberlanjutan.
Lebih dari itu, menurutnya, konsumen saat ini punya kecenderungan memilih dan berpihak kepada merek yang berfokus kepada prinsip keberlanjutan, sekalipun di luar sana ada pilihan merek lain yang mungkin menawarkan harga yang lebih terjangkau. “Kalau ada dua produk dengan rasa yang sama dan harga tak jauh berbeda, maka konsumen akan memilih produk dari merek yang fokus pada prinsip keberlanjutan,” pungkasnya. (dlw)