Di tengah dinamika industri yang kian tak tertebak, kemampuan berpikir kreatif dapat membantu praktisi PR memecahkan berbagai persoalan yang menghambat pekerjaan.
JAKARTA, PRINDONESIA. CO – Salah satu kemampuan yang penting untuk dikuasai praktisi public relations (PR) kiwari adalah berpikir kreatif (creative thinking). Di tengah dinamika industri yang kian tak tertebak, kemampuan ini dapat membantu praktisi PR memecahkan berbagai persoalan yang menghambat pekerjaan.
Menurut Ola W. A. Gafour dan Walid A. S. Gafour dalam jurnal Creative Thinking skills – A Review article (2020), berpikir kreatif merujuk kepada cara mengamati masalah atau situasi dari sudut pandang yang tidak lazim, huna menghadirkan sebuah solusi baru.
Adapun dalam praktiknya, kemampuan berpikir kreatif dapat diasah melalui lima cara. Melansir IndonesiaPR.id, berikut uraiannya.
5. Menganalisis Risiko
Kreativitas terkadang mengantar praktisi PR kepada solusi yang cukup berisiko. Untuk itu, barengi hal tersebut dengan analisis yang tepat, agar organisasi atau klien tidak menolak atau keberatan.
4. Jauhi Faktor Pengikis Kreativitas
Kreativitas dapat terkikis oleh kritik atau penilaian yang serampangan. Dalam hal ini, praktisi PR perlu membuat aturan khusus mengenai proses kreatif masing-masing, agar ide yang muncul tidak serta merta dihadang oleh pendapat tak berdasar.
3. Bekerjasama dengan Orang Lain
Bertemu dan menjalin kerja sama dengan banyak orang akan membantu meningkatkan proses berpikir kreatif seseorang.
4. Berpikir Seperti Anak-anak
Bersikap ceria (playful), berfokus pada kesenangan, atau bahkan berpikir konyol layaknya anak-anak sesekali dapat merangsang gagasan kreatif dalam diri seseorang.
5. Mengambil Kursus untuk Pengembangan Kreatifitas
Dalam sebuah kursus atau kelas pelatihan, ada banyak teknik yang diajarkan untuk bisa membantu seorang PR menjadi lebih kreatif.
Demikian lima cara yang dipercaya dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif (creative thinking) seorang profesional PR. Semoga bermanfaat, ya. (dlw)