Prinsip environmental, social, governance (ESG) dan diversity, equity, inclusion (DEI) memiliki perbedaan dalam hal implementasi maupun komunikasi. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hampir seluruh organisasi saat ini berlomba menerapkan prinsip environmental, social, governance (ESG) dan diversity, equity, inclusion (DEI). Adapun menurut para pakar, kesuksesan implementasi kedua prinsip tersebut sangat bergantung pada komunikasi yang dijalankan public relations (PR). Namun, kata pakar DEI Dyah Indrapati, teknik atau cara mengomunikasikan keduanya tersebut sangat berbeda.
Kepada PR INDONESIA usai menjuri di ajang The 3rd Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024, Kamis (20/6/2024), Dyah menjelaskan, perbedaan teknik komunikasi antar keduanya dipengaruhi oleh cakupan audien dan tujuan masing-masing prinsip. “Komunikasi DEI lebih terfokus kepada internal sebuah organisasi. Sementara ESG menyasar masyarakat secara luas,” jelasnya singkat.
Dyah menambahkan, komunikasi yang dibutuhkan dalam praktik DEI lebih tertuju kepada pola pikir (mindset). Sebab, lewat implementasi DEI organisasi harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh pihak internal. Misalnya, aspek inklusi diterapkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman terutama bagi kaum marjinal. “DEI diterapkan untuk menjamin semua orang agar bisa hidup dengan baik dan nyaman,” lanjutnya.
Sementara dalam konteks ESG, mantan Direktur Eksekutif Institut Harkat Negeri itu mengatakan, implementasi prinsip maupun komunikasi yang dijalankan PR, lebih menyoal kepatuhan organisasi terhadap peraturan (compliance).
Oleh karena itu, lanjut Dyah, tingkat keberhasilan implementasi DEI maupun komunikasi yang dijalankan PR pun dapat diukur lewat banyak hal. Ketika pihak internal seperti karyawan merasa diberi kesempatan yang sama untuk bertumbuh, katanya, maka implementasi salah satu aspek DEI bisa disebut berhasil. “Ada banyak hal-hal lain yang secara tidak langsung dapat menjadi pengukuran dampak penerapan DEI,” imbuhnya.
DEI dan ESG di dalam CSR
Seiring perkembangan implementasi DEI dan ESG di berbagai organisasi, banyak orang kerap menyandingkan dua konsep tersebut dengan inisiatif corporate social responsibility (CSR). Hal ini, kata Dyah, kerap membuat perusahaan gagal memahami praktik kedua prinsip tersebut. Meski, imbuhnya, CSR sebagai bentuk kontribusi organisasi dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat dapat mengusung prinsip DEI dan ESG. “CSR bisa dilihat apakah menerapkan prinsip DEI dan ESG atau tidak,” pungkas alumnus Universitas Indonesia tersebut. (dlw)