Drama Korea My Demon menjadi contoh menarik bagaimana client servicing berperan penting dalam membangun hubungan baik dengan klien. Melalui karakter-karakternya, drama ini mengajarkan 6 poin penting terkait client servicing. Apa saja?
Oleh: Ardhini Hapsari, Managing Partner Hindira.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Survei yang dilakukan oleh American Express tahun 2011 menunjukkan rata-rata orang Amerika akan berbagi pengalaman baik kepada sembilan orang dan pengalaman buruk kepada 16 orang. Hal serupa juga berlaku di Asia, terlebih di era digital. Keluhan atau pujian mudah dibagikan melalui media sosial.
Kepuasan pelanggan atau klien memang sangat bergantung pada kemampuan agensi public relations (PR) dalam memberikan pelayanan terbaik. Hal ini berlaku untuk pengalaman baik maupun buruk. Sehingga, kemampuan konsultan PR dalam memberikan pelayanan terhadap klien atau client servicing menjadi poin penting dalam membangun hubungan yang baik. Sebab, kita akan menjadi penghubung utama antara perusahaan dengan sang klien.
Belajar client servicing bisa dari mana saja, termasuk drama Korea. Sebagai penggemar drama dari Negeri Ginseng sekaligus praktisi komunikasi, saya terbiasa menyelami karakter dan memahami motif di balik setiap tindakan mereka. Kebiasaan ini pun saya terapkan dalam dunia client servicing. Bahwa memahami kebutuhan dan keinginan klien menjadi kunci utama dalam membangun hubungan yang baik.
Drama My Demon, salah satunya. Drama bergenre fantasi romantis ini memberikan pelajaran berharga tentang client servicing melalui karakter-karakter yang diperankan. Saya mencatat setidaknya ada enam hal yang bisa dipelajari dari serial yang diproduksi tahun 2023 itu. Semuanya berkaitan erat dengan profesi praktisi komunikasi. Mulai dari pentingnya penampilan, percaya diri, bisa diandalkan, pandai menutupi isi hati, karakter para pemerannya, hingga soal kesetiaan.