Di kalangan para ahli, terdapat perdebatan mengenai definisi public relations (PR). Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Public relations (PR) dari segi keilmuan dan praktik sudah ada sejak lama. Meski, teori dan praktiknya sekarang sudah jauh berbeda dari awal kemunculannya. Dewasa ini, keberadaan PR sudah menjadi semacam keharusan di setiap organisasi. Hal itu mengingat dalam perkembangannya, PR dapat melakukan banyak hal untuk memastikan keberlanjutan sebuah usaha.
Menyusul perkembangan tersebut, perdebatan mengenai definisi PR pun muncul di kalangan para ahli. Seperti dilansir dari jurnal karya Arini Ulfa Satira dan Rossa Hidriani berjudul Peran Penting Public Relations Di Era Digital (2021), setidaknya ada lima pengertian humas yang mengemuka. Berikut uraiannya.
1. Versi J. C.Seidel
Bagi Seidel, PR merupakan proses yang berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggan, pegawai, maupun publik umum, melalui analisa, perbaikan terhadap diri sendiri, serta pernyataan untuk publik.
2. Versi W. Emerson Reck
Menurut Direktur Public Relations Colgate University ini, PR adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan, dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan, agar kepercayaan dari mereka dapat diperoleh.
3. Versi Howard Honham
Adapun menurut Howard, PR adalah seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan mereka terhadap seseorang atau organisasi.
4. Versi Glenn dan Denny Griswold
Duo ini merumuskan PR sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik, dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian serta pengakuan dari publik.
5. Versi J. H. Wright
Wright berpendapat, PR modern adalah suatu rencana tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan, yang akan menanamkan kepercayaan maupun menambah pengertian publik.
Demikian lima pengertian PR menurut para ahli. Semoga bermanfaat, ya. (dlw)