Bertepatan dengan Hari Diabetes Nasional, merek di bawah PT Unilever Indonesia Tbk ini meluncurkan produk kecap baru Bango Less Sugar, yang diklaim 45 persen lebih rendah gula. Seperti apa aktivasi komunikasinya?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Indonesia menempati posisi keenam sebagai konsumen gula terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 7,8 juta metrik ton per tahun. Selaras, hasil survei Sosial Ekonomi Nasional dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan, 47,9 juta penduduk Indonesia masih mengonsumsi gula secara berlebihan.
Dari segi kesehatan, konsumsi gula berlebihan mutlak berbahaya. Salah satu ancaman mengerikannya adalah diabetes. Data International Diabetes Federation pada 2021 mencatatkan, diabetes telah menyebabkan 6,7 juta kematian di seluruh dunia. Pada tahun yang sama, Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah kematian akibat diabetes mencapai total 236.000 kasus.
Menyusul persoalan tersebut, dewasa ini banyak pihak mulai menajamkan perhatian terhadap konsumsi gula dan masalah diabetes. Bahkan, merek seperti Bango dengan kecap manis sebagai andalannya, punya cara tersendiri untuk menjawab persoalan tersebut.
Bertepatan dengan Hari Diabetes Nasional, merek di bawah PT Unilever Indonesia Tbk itu meluncurkan produk kecap Bango Less Sugar yang diklaim 45 persen lebih rendah gula. Produk anyar tersebut diluncurkan di sela-sela acara Bango Less Sugar Fit Festival yang digelar di Gandaria City tanggal 24-26 Mei 2024.
Acara Bango Less Sugar Fit Festival bisa dibilang merupakan salah satu pendekatan untuk mengomunikasikan keunggulan dan tujuan diluncurkannya produk anyar tersebut. Sebab, di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan para health enthusiasts. “Bango melihat bahwa gaya hidup sehat saat ini makin diminati masyarakat Indonesia,” ujar Head of Marketing Nutrition Indonesia di PT Unilever Indonesia Tbk Nuning Wahyuningsih melalui keterangan tertulis, Jumat (24/5/2024),
Secara implisit, Bango melalui produk produk anyar dan acara Bango Less Sugar Fit Festival, juga ingin menyambut tren peningkatan kesadaran masyarakat mengenai isu kesehatan. “Studi Asia Pacific Health Priority 2023 menunjukkan 75 persen masyarakat Indonesia bersedia mengalokasikan pengeluaran lebih untuk memilih makanan yang lebih sehat,” lanjut Nuning.
Oleh karena itu, dalam mengomunikasikan produk terbarunya, Nuning menjelaskan, pihaknya fokus kepada keunggulan produk yang dapat membantu keluarga Indonesia mengontrol asupan gula tanpa mengorbankan kelezatan masakan. “Inovasi ini menggunakan bahan berkualitas tinggi, yaitu kedelai hitam Mallika, daun pemanis alami nol kalori. Produk ini juga 50 persen lebih rendah garam,” imbuhnya.
Kampanye
Dari perspektif public relations (PR), aktivasi yang dijalankan Bango untuk produk anyarnya termasuk ke dalam bentuk kampanye PR. Sebagaimana dijelaskan oleh Rosady Ruslan dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (2008), kampanye merupakan taktik untuk mencapai tujuan komunikasi, dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Mengutip jurnal Nur Fithry Amalia berjudul Kampanye Public Relations Dalam Membentuk Sikap Khalayak (2012), tujuan kampanye PR tidak hanya selalu untuk mempromosikan penjualan produk. Dalam konteks Bango Less Sugar, kampanye yang dijalankan bertujuan memberikan informasi tentang keunggulan produk, mengedukasi publik mengenai korelasi antara konsumsi gula berlebih dan diabetes, memperkuat nilai yang telah dianut sebagian audiens, serta memodifikasi perilaku audiens agar mau menerapkan gaya hidup sehat. (jar)