Meski berbasis AI, Victoria Shi nyatanya tetap membutuhkan peran manusia dalam perannya. Seperti apa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kecanggihan artificial intelligence (kecerdasan buatan/AI) semakin hari kian diakui banyak pihak. Terbaru, Kementerian Luar Negeri Ukraina menggunakannya untuk menciptakan juru bicara (jubir) bernama Victoria Shi yang diperkenalkan pada Rabu (1/5/2024).
Disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Victoria Shi akan ditugaskan menyampaikan informasi resmi dari kementerian. Selain itu, ia juga berkenan memberikan instruksi kepada konsuler yang mengakses layanan kementerian. “Ini merupakan loncatan teknologi yang menghemat waktu dan sumber daya,” ujarnya seperti dikutip dari The Daily Star, Minggu (5/5/2024).
Diketahui, jubir berbasis AI milik Kementerian Luar Negeri Ukraina ini diciptakan oleh The Game Changers, yang sebelumnya dikenal dengan konten realitas virtual terkait perang di Ukraina. Adapun sosok Victoria Shi, didasarkan kepada penampilan penyanyi dan mantan kontestan reality show The Bachelor Ukraina, Rosalie Nombre.
Manusia dan AI
Meski berbasis AI, Victoria Shi nyatanya tetap membutuhkan peran manusia dalam perannya. Dmytro menjelaskan, setiap informasi yang disampaikan oleh jubir AI tersebut merupakan hasil tulisan dan pemikiran manusia. Selain itu, sebagai produk teknologi yang tak luput dari kekeliruan, setiap informasi yang disampaikan Victoria Shi akan dibarengi dengan kode QR yang terhubung dengan versi teks di situs web resmi kementerian.
Kolaborasi antara manusia dan AI seperti diejawantahkan oleh Kementerian Luar Negeri Ukraina, sempat diulas Director Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu, dalam sesi conference PR INDONESIA Award (PRIA) 2024, Selasa (5/3/2024).
Dalam kesempatan tersebut, perempuan yang pernah menjabat VP Corporate Affairs Bukalapak itu mengatakan, AI tidak akan pernah sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam pekerjaan, selama manusia senantiasa meningkatkan kreativitas, mengasah kepedulian, dan menguatkan rasa cinta. Sebab, menurutnya, hal-hal tersebut tidak akan pernah dipenuhi AI tercanggih sekalipun.
Senada, Mufti Nurlatifah, dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam seminar “AI dan Transformasi Dunia Komunikasi” yang digelar Paguyuban Alumni Ilmu Komunikasi UGM (Publikom Gama), Sabtu (24/2/2024), menyampaikan, perkembangan AI tidak serta merta menggeser peran manusia khususnya di bidang komunikasi. Ia menilai ada rasa kemanusiaan yang perlu dilibatkan di dalam setiap aktivasi. “Membuat suatu cerita sampai kepada pembacanya, membutuhkan rasa dari manusia,” ujarnya. (dlw)