Mengingat pentingnya bagian sejarah bagi praktik PR kiwari, Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI) ambil bagian menggagas dan meluncurkan buku berjudul Perjalanan Public Relations di Indonesia.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO — Jalan panjang praktik public relations (PR) di tanah air sudah terentang sejak zaman sebelum kemerdekaan. Hanya saja, cukup sulit untuk dapat menilik setiap bagian sejarah dan perkembangannya di hari ini. Hal itu karena hampir tidak ada dokumentasi maupun buku yang membahasnya secara komprehensif.
Mengingat pentingnya bagian sejarah bagi praktik PR kiwari, Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI) ambil bagian menggagas buku berjudul Perjalanan Public Relations di Indonesia. Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan APPRI periode 2021-2024 Asti Putri mengatakan, buku tersebut menawarkan sesuatu yang berbeda. “Belum pernah ada buku tentang PR yang sangat Indonesia, dan membahas perkembangan profesi kita dari zaman sebelum kemerdekaan hingga pasca pandemi,” ujarnya dalam acara silaturahmi yang digelar di Jakarta, Sabtu (4/5/2024).
Asti lanjut menjelaskan, buku yang memakan waktu pengerjaan tiga tahun tersebut memuat rekaman sejarah berdasarkan wawancara dengan sekitar 60 narasumber, yang masing-masing berasal dari perwakilan agensi PR, media, pemerintah, sektor swasta, hingga perguruan tinggi. “Kami berusaha membuat buku ini senetral mungkin, sehingga bisa dimiliki seluruh praktisi PR di Indonesia,” imbuhnya.
Menambahkan penjelasan Asti, Ketua Umum APPRI periode 2017-2020 dan 2020-2023 Jojo S. Nugroho mengatakan, buku yang terdiri atas ratusan halaman tersebut ditulis dan disusun dengan pendekatan focus group discussion (FGD), lantaran tidak adanya dokumen resmi yang mencatat setiap kepingan sejarah perkembangan PR di Indonesia. “Kami banyak lakukan cross check ke pelaku sejarah, karena kami tidak punya dokumennya. Jadi memang berdasarkan ingatan teman-teman senior,” terangnya.
Diluncurkan Kepengurusan Baru
Sejatinya, buku Perjalanan Public Relations di Indonesia merupakan proyek dua kepengurusan. Disampaikan oleh Pengurus APPRI periode 2024-2027 Bidang Pendidikan dan Pelatihan Niken Widi Hapsari, buku tersebut digagas dan digarap oleh keketuaan Jojo S. Nugroho, dan akan diluncurkan oleh kepengurusan anyar di bawah komando Sari Soegondo selaku Ketua Umum APPRI periode 2024-2027.
Dalam hal itu Sari mengatakan, kepengurusan APPRI yang baru akan menerapkan open working group guna merumuskan strategi pemasaran. Ia juga mengharapkan bentuk kerja sama lintas organisasi dalam rangka menyukseskan buku tersebut. “Ambisi kami sebetulnya agar buku ini dapat dimiliki oleh setiap perguruan tinggi, karena buku ini sangat lengkap dan wajib diketahui,” terangnya.
Perempuan yang menjabat Direktur Eksekutif ID COMM itu melanjutkan, buku tersebut dengan sangat baik merekam sejarah PR di Indonesia. Meski, ada dua orang tokoh sentral di industri PR dan dunia komunikasi yang tidak tercakup langsung karena sudah meninggal dunia. Mereka adalah pionir pendiri konsultan PR di Indonesia Ibu Inke Maris, dan mantan Menteri Penerangan Indonesia era Orde Baru Bapak Harmoko. “Waktu itu mau kami kejar melakukan wawancara, beliau sudah sakit,” kenangnya. (HUR)