Bagi Ketua Umum Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia periode 2016-2018 Endah Kartikawati, menjadi anggota Iprahumas merupakan hal paling berharga yang bisa didapatkan. Mengapa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dikenal sebagai salah satu organisasi hubungan masyarakat (humas) ternama di tanah air, Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia yang didirikan pada tahun 2015 nyatanya lahir dari kegelisahan mayoritas pranata humas pada masa itu.
Ketua Umum Iprahumas periode 2016-2018 Endah Kartikawati menjelaskan, saat itu pranata humas merasa perannya kurang diapresiasi, dan fungsinya tidak dilirik. “Fungsional kami enggak dilihat, dan kami kerja tanpa apresiasi,” kenangnya dalam diskusi bertajuk “Asyiknya Berorganisasi” yang digelar untuk menyambut Kongres Iprahumas 2024, Minggu (28/4/2024).
Perempuan yang saat ini menjabat Dewan Kehormatan Iprahumas itu menerangkan, berdasarkan kegelisahan tersebut, Iprahumas dibentuk dengan berlandaskan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2014, tentang Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya.
Dijelaskan pula bahwa dengan pembentukannya, Iprahumas menjadi mitra kerja Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebagai instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas di Indonesia.
Pengalaman Berharga
Menduduki kursi Ketua Umum Iprahumas selama satu periode, Endah mengaku banyak mendapatkan pengalaman berharga. Utamanya, karena ia terbilang aktif mengikuti berbagai kegiatan kehumasan, dan sering diundang ke Kantor Staf Kepresidenan dalam kapasitasnya sebagai praktisi humas. “Yang paling saya senangi itu ketika sering banget dipanggil oleh Kantor Staf Kepresidenan untuk ngomongin soal agenda setting,” ujarnya.
Bagi Endah, Iprahumas adalah ruang yang dimiliki oleh seluruh pranata humas, bukan milik segelintir orang yang berada di dalam struktur organisasi saja. Ia menilai penting penekanan hal tersebut, guna memastikan keterlibatan setiap pranata humas di dalam organisasi maupun bagi kepentingan kerja masing-masing.
Endah menceritakan, budaya organisasi yang dibangun Iprahumas memungkinkan setiap anggota untuk saling bantu dalam pekerjaan. Sebagai contoh ketika membutuhkan publikasi di suatu daerah tertentu, kata Endah, setiap anggota dapat memanfaatkan jaringan media yang dimiliki anggota lainnya. “Buat saya yang paling berharga di Iprahumas adalah menjadi anggotanya karena sangat menguntungkan. Bukan menjadi ketua atau pengurusnya,” tutupnya. (dlw)