Sebuah video viral yang menyatakan bahwa uang sejumlah nasabah Bank BRI hilang begitu saja, telah mengancam reputasi bank pelat merah tersebut. Bagaimana respons mereka?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sebuah video viral belum lama ini memberikan ancaman yang nyata bagi reputasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Video tersebut memuat pesan ajakan bagi seluruh nasabah Bank BRI untuk melakukan penarikan dana, karena sejumlah nasabah telah mengalami kehilangan uang di rekening mereka.
Video viral dari akun TikTok @widia_pengamatpolitik itu mengklaim, sejumlah nasabah telah kehilangan uang karena adanya oknum pemerintah yang mengalokasikan dana besar untuk bantuan sosial selama Pemilu 2024. Adapun saat berita ini diterbitkan, akun pengunggah video tersebut sudah tidak dapat ditemukan.
Menanggapi narasi yang dibangun video tersebut, Corporate Secretary Bank BRI Agustya Hendy Bernadi memastikan pesan yang disampaikan tidak benar dan tak berdasar. Oleh karena itu ia menyatakan, Bank BRI akan mengambil langkah hukum tegas terhadap pihak yang terkait dengan video tersebut. “Konten tersebut berisi informasi yang menyesatkan, merusak citra, dan berpotensi menciptakan keresahan di masyarakat,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (26/4/2024).
Sejalan, alumnus Institut Pertanian Bogor itu menjelaskan, Bank BRI dalam menjalankan operasional selalu berpegang kepada prinsip good corporate governance (GCG), maupun prinsip perbankan yang penuh kehati-hatian. Untuk itu, Agustya mengimbau masyarakat agar bijak menggunakan media sosial, dan berhati-hati ketika menerima informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
Menjaga Reputasi
Respons Bank BRI terhadap video viral tersebut merupakan salah satu bagian dari upaya mengelola krisis dan menjaga reputasi organisasi. Selain memberikan respons, ada beberapa pendekatan lain yang bisa dijalankan public relations (PR) untuk menjaga reputasi di era digital. Mengutip Ivosights.com, berikut tiga di antaranya.
1. Aktif Memantau Percakapan di Dunia Digital
Dengan aktif memantau percakapan yang berkembang di dunia digital, organisasi dapat memberikan perhatian terhadap kekhawatiran maupun aspirasi audiens. Sejalan, PR juga dapat mengetahui percakapan negatif tentang organisasi, untuk dimitigasi agar tidak menyebar hingga memicu krisis dan mengancam reputasi.
2. Merespons dengan Cepat
Memberikan tanggapan terhadap komentar atau konten negatif tentang organisasi seperti yang dilakukan Bank BRI, dapat mencegah perkembangan krisis dan mempertahankan reputasi di mata publik. Tanggapan yang cepat menunjukkan bahwa organisasi memiliki kepedulian, dan ingin menyelesaikan persoalan yang ada.
3. Konten yang Menarik untuk Engagement
Memanfaatkan semua saluran digital adalah kunci untuk menjaga reputasi organisasi di era sekarang. Sebab, seperti diketahui, dalam dunia digital hari ini wajah dari sebuah organisasi atau merek adalah konten yang dibagikan di media sosial. Oleh karenanya, PR harus mampu mengemas pesan organisasi ke dalam konten yang menarik.
Demikian pelajaran yang bisa diambil dari cara Bank BRI merespons video viral tentang hoaks hilangnya uang nasabah. (jar)