Chairman Kiroyan Partners Noke Kiroyan mengatakan, public affairs (PA) tidak dapat melakukan aktivitas advokasi tanpa media.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Perusahaan jasa konsultan public affairs (PA) Kiroyan Partners merayakan usia ke-17 di tahun ini. Perayaan usia remaja perusahaan yang didirikan Noke Kiroyan itu ditandai sang empunya dengan meluncurkan buku berjudul Public Affairs sebagai Penunjang Manajemen Strategis, Selasa (26/3/2024).
Dalam sambutannya, Noke yang menjabat Chairman Kiroyan Partners mengatakan, PA tidak dapat melakukan aktivitas advokasi tanpa melibatkan unsur media sebagai satu kesatuan utuh.
Peraih gelar Master of Business Administration in Leadership & Management York St. John University, Inggris itu menjelaskan, PA dalam konteks komunikasi korporat memang berdiri sendiri. Namun, dalam praktiknya, sebagian besar kegiatan PA identik dengan public relations (PR) meski keduanya memiliki pengertian yang berbeda.
Sebagaimana pernah ia tuliskan di PR INDONESIA, garis batas yang membedakan PA menyangkut kebijakan publik dan kerangka hukum tentang sektor ekonomi tertentu. Oleh karenanya, praktisi PA dalam perannya harus senantiasa melihat berbagai konteks yang ada di masyarakat, guna memahami sistem maupun dinamika politik secara makro untuk membangun analisisnya.
Noke juga menekankan, pemahaman tentang PA dalam konteks Indonesia hari ini tidak bisa disamakan dengan lobbying. “Karena apa yang dibicarakan itu harus dipublikasikan. Apa melobi siapa, dan apa yang dibahas,” ujar mantan President Director PT Newmont Pacific Nusantara itu.
Pentingnya Sebuah Nilai
Dalam acara yang turut dihadiri Wakil Rektor Global Partnership & Institutional Development IPMI International Business School Agus Suyitno Nino Loekman, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, Noke mengingatkan pentingnya sebuah nilai bagi setiap perusahaan, dan betapa praktisi PA harus berpegang pada hal tersebut karena dapat dijadikan pedoman ketika menghadapi krisis.
Bersepakat dengan Noke, Tony Wenas berpendapat, jika diperlukan praktisi PA bisa merumuskan key messages setiap hari, terlepas dari ada maupun tidaknya isu negatif terhadap perusahaan. “Good news is bad news bila kita tidak melakukan apa-apa,” pungkas alumnus Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat itu. (dlw)