Pemilihan influencer perlu dilakukan secara hati-hati karena berpengaruh dalam membentuk persepi merek (brand) di mata publik. Simak lima tips berikut ini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Penelitian Cube Asia tahun 2023 berjudul “The Power of Influence – E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia” menunjukkan 87 persen konsumen Indonesia cenderung membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer.
Dengan demikian berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden di Indonesia dari berbagai rentang usia di antaranya 18 - 24 tahun (22,75%), 25 - 34 tahun (47,25%), dan 35 - 44 tahun (21,50%) dapat disimpulkan besarnya pengaruh influencer dalam membentuk persepsi merek (brand). Khususnya, pengaruh yang ditebarkan melalui media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok. Bahkan, influencer juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penjualan.
Namun, korporasi juga harus hati-hati memilih influencer. Dikutip dari forbes.com, berikut langkah-langkah mudah yang dapat dilakukan organisasi untuk menemukan influencer yang tepat.
1. Menentukan Tujuan Kampanye
Sebelum menetapkan influencer, penting bagi organisasi untuk membuat daftar tujuan dari kampanye. Langkah ini penting agar korporasi dapat menemukan influencer yang tepat dan sejalan untuk membantu organisasi dalam mewujudkan tujuan tersebut.
2. Sesuai kebutuhan
Dalam memilih influencer sebaiknya berdasarkan target pasar spesifik (niche) dan jumlah pengikut. Pilihlah influencer yang cocok dari segi usia, jenis kelamin, lokasi, atau kebiasaan stakeholder perusahaan.
3. Menghitung Interaksi
Untuk mengetahui banyaknya interaksi, sebaiknya pilih beberapa unggahan terbaru dari calon influencer. Caranya, menambahkan jumlah suka dan komentar, dibagi dengan jumlah pengikut, kemudian hasilnya dikalikan dengan 100. Lakukan cara ini setidaknya pada sepuluh unggahan influencer yang bersangkutan untuk mendapatkan rata-rata interaksi.
4. Kesamaan Konten
Meskipun interaksi penting, namun prinsip utama yang tidak boleh diabaikan adalah memastikan konten perusahaan relevan dengan audiens dari influencer yang bersangkutan.
5. Sesuai Nilai dan Orisinal
Pilih influencer yang memiliki kesamaan nilai-nilai dengan perusahaan. Misalnya, ketika organisasi ingin mengampanyekan environmental, social, governance (ESG). Pemilihan influencer juga harus memperhatikan kepedulian terhadap lingkungan dan orisinalitas dari konten yang bersangkutan.
Jadi, masihkah Anda bimbang menentukan influencer? (jar)