Pemilu Damai 2024 menjadi agenda prioritas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) saat ini. Simak kiatnya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 makin dekat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) makin gencar mengampanyekan narasi Pemilu Damai 2024. Ada beberapa strategi yang sudah disusun untuk mencegah terjadinya polarisisasi seperti yang pernah terjadi pada pemilu sebelumnya.
Yang terbaru, mengutip dari kominfo.go.id, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengajak media massa berkolaborasi menyebarkan narasi tersebut secara masif di televisi, media online, radio, maupun platform digital.
Adapun bentuknya, kata Budi Arie dalam acara Mata Lokal Memilih: Bersandar pada Negara Wujudkan Kolaborasi Presisi untuk Terciptanya Pemilu Damai 2024 Bermartabat Tanpa Hoaks di Jakarta, Senin (06/11/2023), bisa berupa iklan layanan masyarakat, pemberitaan, dialog, program khusus, news highlight, hingga podcast.
Selanjutnya, Kemenkominfo membagi diseminasi informasi ke dalam tiga periode. Yakni, prapemilu, saat pemilu, dan pascapemilu. Diseminasi informasi prapemilu fokus terhadap ajakan partisipasi menggunakan hak pilih. Golnya, masyarakat tidak golput.
Kedua, saat pemilu, Kemenkominfo mengajak masyarakat menjaga pesta demokrasi yang kondusif sampai proses perhitungan suara. Terakhir, pascapemilu. Pada periode ini, Kemenkominfo fokus pada pesan kunci mengajak masyarakat menjaga persatuan nasional apapun hasil pemilu nanti.
Selain itu, Menteri Budi Arie terus berupaya menyebarkan narasi Pemilu Damai 2024 dengan menggandeng plaform digital seperti Meta hingga Google. Langkah itu diperkuat dengan mengglorifikasikan narasi dengan tagar #bijakbersuara dan #yukpahamipemilu.
Sebelumnya, peraih gelar sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia tersebut pernah berujar saat menghadiri acara Sewindu PR INDONESIA, di Jakarta, Kamis (21/9/2023). Bahwa pemerintah membutuhkan peran public relations (PR) untuk menyukseskan Pemilu Damai 2024.
Ia meminta kepada seluruh praktisi PR untuk turut menciptakan ruang-ruang digital yang sehat selama pemilu berlangsung. Terutama untuk menepis konten negatif atau kontranarasi yang dapat menimbulkan perpecahan di media sosial.
Upaya-upaya tersebut juga dilakukan agar Pemilu 2024 diliputi kegembiraan, bukan sebaliknya. Melalui cara ini, kata pria yang tercatat pernah menjadi jurnalis itu, PR dapat berperan untuk menghilangkan perasaan takut, intimidasi atau hal-hal negatif yang mungkin muncul di masyarakat. (jar)