Kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin ternyata turut memengaruhi kesuksesan bisnis. Simak ulasan Prof. Jamal Wiwoho, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakata berikut ini.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Bagi Prof. Jamal Wiwoho, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), komunikasi merupakan kunci kesuksesan dalam berbisnis. Pria yang saat itu didapuk sebagai salah satu pembicara di acara sesi konferensi Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #9 di Yogyakarta, Rabu (25/10/2023), tersebut mengatakan, kesuksesan perusahaan dalam mencapai visi dan tujuan berbisnis itu sebetulnya tidak hanya terpaku pada keuletan pemimpin, tetapi juga kepiawaian pimpinan dalam berkomunikasi secara efektif.
“Pemimpin harus menguasai komunikasi. Baik dalam mengomunikasikan visi maupun komunikasi terhadap orang-orang yang ada di bawahnya (karyawan),” ujar pria kelahiran Magelang tersebut.
Dalam pemaparannya, Jamal mengutip data berdasarkan laporan dari Interact Analysis. Dari laporan tersebut diketahui 96% responden yang berada di tingkat eksekutif percaya bahwa penyebab kegagalan di tempat kerja berasal dari komunikasi yang tidak efektif. Masih dari laporan yang sama, 31% pimpinan juga mengatakan bahwa komunikasi yang buruk dapat mengakibatkan rendahnya semangat kerja dari karyawan perusahaan.
Padahal, kata pria kelahiran tahun 1962 tersebut, komunikasi secara efektif memiliki manfaat yang luar biasa bagi keberlanjutan bisnis. Ia merangkum setidaknya ada empat manfaat yang dapat diberikan oleh pemimpin perusahaan apabila mampu mengimplementasikan komunikasi efektif.
Manfaat yang dimaksud di antaranya dapat memperjelas tujuan dan arahan, memotivasi dan meningkatkan semangat kerja tim, menghindari risiko konflik dan kesalahpahaman, serta membangun relasi dan kepercayaan baik tim internal maupun eksternal.
Mengomunikasikan Visi
Selain itu, Jamal juga menyoroti salah satu penentu keberhasilan perusahaan dalam mencapai goals bisnisnya, terletak dari kemampuan pemimpin dalam menyosialisasikan visi perusahaan dan membuat seluruh timnya paham dengan visi tersebut.
Namun, tidak semua pemimpin perusahaan mampu mengomunikasikan visi organisasi. Faktor penyebabnya karena adanya perbedaan pandangan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Meski sebenarnya kondisi tersebut kelihatan lumrah, namun bisa menjadi masalah besar ketika pemimpin tidak mampu memberikan titik temu antara kedua belah pihak.
Faktor berikutnya, karena adanya kesenjangan komunikasi yang akhirnya menyebabkan miskomunikasi. Menurut Jamal, kesenjangan tersebut dapat terjadi apabila budaya rapat dalam perusahaan tidak berlangsung dengan baik. “Tidak terselenggaranya rapat secara rutin, pemimpin tidak bertegur sapa kepada pegawai, atau pemimpin kurang mengapresiasi, bahkan cenderung selalu menyalahkan karyawan,” katanya seraya memberi contoh.
Pemaparan pria yang juga berprofesi sebagai dosen tidak tetap di Universitas Diponegoro tersebut menarik perhatian peserta diskusi, Widhi dari PERHUMAS Muda Yogyakarta. Ia menanyakan terkait faktor penyebab pemimpin tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi secara efektif. Jamal menjawab, hal itu bisa saja terjadi karena pemimpin tersebut tidak mengerti substansi atau pokok masalah yang hendak disampaikan.
Sesi konferensi merupakan bagian dari rangkaian acara puncak kompetisi Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO). JAMPIRO 2023 yang sudah berlangsung sebanyak sembilan kali ini, merupakan agenda yang diselenggarakan secara rutin oleh PR INDONESIA. Kali ini, penyelenggarannya dilaksanakan di Yogyakarta, selama tiga hari dari 25 – 27 Oktober 2023. Ikuti terus informasi terkini JAMPIRO #9 hanya di prindonesia.co dan humasindonesia.id. (aza)