Penjurian AHI 2023: Memastikan Pelayanan Informasi Publik Sesuai Kebutuhan
PRINDONESIA.CO | Senin, 23/10/2023
Penjurian AHI 2023: Memastikan Pelayanan Informasi Publik Sesuai Kebutuhan
Penjurian sesi presentasi Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2023 di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Fitria/HUMAS INDONESIA

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Pada penjurian Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2023 secara hibrida, Rabu (18/10/2023), Teja Wulan, Specialist of Helpdesk Public Information, yang pagi itu melakukan presentasi mewakili PT Kereta Api Indonesia (Persero) kategori Pelayanan Keterbukaan Informasi Publik Terinovatif subkategori Ruang Pelayanan Informasi Publik menyebut ada delapan karakteristik di ruang pelayanan informasi publik.  

Delapan karakteristik yang dimaksud oleh Wulan terdiri dari aspek transparansi, aksesibilitas, keramahan terhadap pengguna, teknologi dan sarana, keamanan informasi, sosialisasi, evaluasi dan perbaikan, serta akuntabilitas.

Namun, dari delapan karakteristik yang sudah disebutkan di atas, ada hal yang tidak boleh dipandang sebelah mata oleh tim Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Yakni, memastikan ruang pelayanan sesuai dengan kebutuhan. Saat menyinggung aspek aksesibilitas, misalnya, maka ada kaitannya dengan pelayanan khusus untuk mereka dengan keterbatasan (disabilitas).

Ia lantas bercerita mengenai pengelamannya ketika menemui penyandang tunanetra di Bandung, Juli 2023. Dari pertemuan itu, Wulan baru mengetahui jika audio di website KAI justru mengganggu mereka. Padahal, fitur ini awalnya bertujuan untuk penyandang tunanetra untuk dapat mengakses informasi melalui website. “Menurut mereka, suaranya malah bikin pusing,” katanya. Alhasil kini PT KAI menggunakan sistem khusus bernama screenreader untuk memfasilitasi kebutuhan informasi bagi para penyandang tunanetra.

Inovasi berikutnya, PT KAI menyediakan formulir dengan huruf braile dan juru bahasa isyarat. Langkah korporasi pelat merah ini mendapat apresiasi dari para dewan juri, salah satunya juri Fardila Astari. PT KAI dinilai mampu menindaklanjuti segera kebutuhan pelanggan. Meski dengan catatan kepada cara peserta mempresentasikan data yang dinilai kurang atraktif. 

AHI

AHI merupakan ajang kompetisi kinerja komunikasi dan keterbukaan informasi bagi lembaga publik (government public relations/GPR) pemerintah daerah, perguruan tinggi negeri, korporasi milik negara/daerah, dan badan layanan umum (BLU) se-Indonesia. Di tahun kelima penyelenggaraan, kali ini AHI mengusung tema besar “Keterbukaan Informasi untuk Keberlanjutan Badan Publik yang Bereputasi”.

Tahun ini, kompetisi yang diselenggarakan oleh HUMAS INDONESIA, bagian dari PR INDONESIA Group, diikuti oleh 211 entri dari 47 instansi yang berkompetisi selama dua hari berturut-turut dalam babak penjurian. Di hari pertama, sebanyak 33 entri dinilai oleh dewan juri. 30 entri lainnya dinilai pada Rabu. Sementara itu, 148 lainnya ikut dalam penjurian untuk nonpresentasi.

Terdapat lima dewan juri yang diterjunkan untuk menilai karya-karya terbaik. Di antaranya, Asmono Wikan (Founder dan CEO HUMAS INDONESIA), Emilia Bassar (CEO CPROCOM), Fardila Astari (Direktur Komunikasi Rajawali Foundation), Arif Adi Kuswardono (Komisioner Komisi Informasi Pusat periode 2017 – 2021), dan Prof. Dorien Kartikawangi (Associate Professor dan Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya).

Ikuti terus perkembangan dan informasi terkini mengenai AHI 2023 hanya di  humasindonesia.id dan prindonesia.co(AZA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI