Maraknya akun “Life at” dan konten “a day in my life” telah membuka ruang bagi organisasi membangun narasi humanis otentik dari karyawan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Komunikasi internal organisasi kiwari telah memasuki babak baru dengan cara yang lebih otentik, sebagaimana tercermin dari tren akun “Life at (nama organisasi)” dan konten “a day in my life” di media sosial.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Heryadi Silvianto menerangkan, popularitas akun “Life at” didukung oleh pendekatan humanis dalam kemasan konten tentang acara internal, cerita inspiratif karyawan, hingga dinamika keseharian di balik layar.
“Akun life at bukan hanya sekadar etalase digital perusahaan, tetapi juga menjadi jembatan antara karyawan dan manajemen,” tulisnya dalam esai berjudul “Life at”: Wajah Baru Komunikasi Internal di Era Digital” yang terbit di CNBC Indonesia, Rabu (9/4/2025).
Pendekatan komunikasi dalam konten di akun Life at, lanjut Heryadi, bukan hanya bisa membangun keterlibatan (engagement) internal, tetapi juga menciptakan budaya transparansi serta menjadi magnet dalam menarik talenta baru melalui narasi dari pengalaman nyata para karyawan.
Employee Generated Content (EGC)
Dalam dunia komunikasi, pendekatan semacam akun Life at dikenal dengan istilah employee generated content (EGC). Adapun EGC merujuk pada konten yang dibuat oleh karyawan tentang pengalaman mereka bekerja di suatu perusahaan. Dalam praktiknya, EGC secara tidak langsung dapat meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) dan memperkuat citra perusahaan.
Sebab, seperti pernah disampaikan Senior Manager Creative KOL Communications VERO PR Agency Adisty Primatya dalam workshop Satu Dekade PR INDONESIA Awards (PRIA) 2025, Selasa (25/3/2025) di Bandung, di tengah perkembangan media sosial, EGC menemukan kekuatan dalam penyampaian pesan yang lebih diterima audiens.
“EGC punya keunggulan karena pesan yang disampaikan karyawan bisa diterima 561% lebih baik oleh audiens, dibandingkan pesan disampaikan langsung dari perusahaan,” terangnya. (eda)