Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan jumah sampah makanan tertinggi di dunia. PT Bank DBS Indonesia tergerak menghadirkan kampanye “Live more, Waste Water & Food less”. Seperti apa hasilnya?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) atau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2020 menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah sampah makanan tertinggi di dunia. Angkanya mencapai 20,94 juta metrik ton. Jumlahnya diperkirakan makin bertambah karena pemborosan makanan diprediksi makin meningkat hingga 31 persen pada tahun 2030.
Berangkat dari masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pemborosan makanan, air, serta dampaknya, PT Bank DBS Indonesia pun tergerak untuk melahirkan kampanye "Live more, Waste Water & Food less". Kampanye ini sekaligus untuk memeringati Hari Pangan Sedunia yang diperingati tiap 16 Oktober.
Di hadapan para pewarta, Rabu (18/10/2023), Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dan mendorong perubahan positif.
Kampanye ini, kata perempuan peraih gelar Sarjana Sastra Inggris Universitas Nasional (Unas) tersebut, sejalan dengan visi korporasi sebagai “Best Bank for a Better World” dan berdampingan dengan agenda pemerintah, “Gerakan Selamatkan Pangan”.
Menurut Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo yang turut hadir sebagai pembicara hari itu, program ini bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat dalam mengelola sampah makanan dan mendorong praktik-praktik yang lebih berkelanjutan. Dimulai dari penyediaan, pengumpulan, penyortiran, hingga penyaluran pangan melalui donasi pangan.
Kembali kepada DBS Indonesia, Mona mengatakan, perbankan yang berkantor pusat di Singapura ini sudah aktif menunjukkan kepeduliannya terhadap isu sampah makanan sejak 2020. Antara lain, dengan membuat gerakan #MakanTanpaSisa, "Kompos Kolektif" bersama Kebun Kumara, hingga berkolaborasi dengan FoodCycle Indonesia untuk mewujudkan program "Drive Hunger Away".
DBS Indonesia juga menggandeng Alfamart, Bukalapak dan Blibli dalam meningkatkan kesadaran terhadap isu food waste dan food loss melalui berbagai kanal komunikasi hingga menyelamatkan makanan agar tidak sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan Foodbank of Indonesia (FOI) untuk mengadakan program “Kulkas Berjalan", serta masih banyak lagi.
Hasilnya, sepanjang 2023, Bank DBS Indonesia telah berhasil menyelamatkan 250.000 kg food impact atau makanan yang berhasil diselamatkan sehingga tidak berakhir di TPA. Pencapaian ini meningkat hingga 346%, jika dibandingkan tahun 2022.
Aspek yang Memengaruhi
Aktivitas kampanye memang tak terpisahkan dari peran public relations (PR). Berdasarkan penelitian Nur Fithry Amalia berjudul Kampanye Public Relations dalam Membentuk Sikap Khalayak (2012), disebutkan bahwa kampanye bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak. Upaya ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan citra positif organisasi di mata masyarakat.
Meskipun demikian, goals ini baru dapat tercapai dengan memerhatikan beberapa aspek. Di antaranya, menetapkan tujuan yang ingin dicapai, sasaran kampanye, ruang lingkup kampanye (lokal, regional, atau nasional), jangka waktu pelaksanaan, dan publik yang menjadi sasaran. Penentuan tema, dampak yang diharapkan, fasilitas yang diperlukan, pembentukan tim, evaluasi juga menjadi aspek yang turut memengaruhi keberhasilan kampanye. (jar)