PT NS BlueScope Lysaght Indonesia meyakini kunci untuk mewujudkan bisnis berkelanjuta ditentukan oleh dua hal. Apa itu?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Di hari jadinya yang ke-50, PT NS BlueScope Lysaght Indonesia menegaskan komitmen di hadapan para pewarta di Jakarta, Rabu (11/10/2023), tentang dukungan mereka dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
President Director NS BlueScope Lysaght Indonesia Adrianus Felix mengatakan, bisnis berkelanjutan ini diterapkan sebagai bentuk sumbangsih korporasi terhadap pembangunan di tanah air dengan tidak mengenyampingkan aspek lingkungan.
Meski demikian, Felix tak memungkiri bukan perkara mudah untuk mewujudkan komitmen tersebut. Oleh karenanya, perusahaan yang berkantor pusat di Australia tersebut telah menyusun dua strategi. Antara lain, senantiasa beradaptasi dan berinovasi.
Menurut pria peraih gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) tersebut, kunci mewujudkan bisnis yang berkelanjutan salah satunya terletak pada kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar. Korporasi juga harus lincah menyikapi berbagai perubahan. “Kami menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar sambil tetap memprioritaskan keberlanjutan,” katanya.
Sementara bicara inovasi, Felix berpendapat, inovasi yang dilakukan harus tetap selaras dengan nilai-nilai perusahaan, seperti melahirkan produk dengan teknologi ramah lingkungan. Contoh, berinovasi memproduksi atap dengan teknologi yang mampu mengontrol suhu dalam ruangan sehingga dapat mengurangi penggunaan pendingin ruangan.
Mengutip dari kompas.com, pendingin ruangan atau air conditioner (AC) berkontribusi meningkatkan pemanasan global. Hal ini dikarenakan AC menggunakan gas rumah kaca bernama Chlorofluorocarbon (CFC) atau freon. CFC merupakan gas rumah kaca yang dapat merusak lapisan ozon bumi dan berkontribusi pada pemanasan global.
Kesadaran Berkelanjutan
Saat ini, perusahaan yang beroperasi di Indonesia sejak 1973 itu juga sedang mengembangkan teknologi panel surya untuk atap bangunan. Teknologi ini diyakini ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi. Di samping mereka memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan sampah.
Komitmen keberlanjutan ini merupakan bagian dari environmental, social, governance (ESG), aspek-aspek yang sedang menjadi perhatian dunia dan korporasi global. Ditemui secara terpisah, Saptono Adi Junarso, Head of Listing Services and Development Division PT Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, penerapan keberlanjutan di dalam korporasi berkorelasi dengan kepercayaan publik. Bahkan saat ini ESG telah memberikan daya tarik tersendiri di mata investor. “Ketiga aspek tersebut menjadi indikator bagi investor sebelum memutuskan untuk menyimpan uang mereka,” ujarnya saat mengisi acara IABC Mid-Year Conference 2023 bertajuk “Sustainability Today, Legacy for Tomorrow” di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Pernyataan Saptono sejalan dengan hasil riset The World Report tahun 2022. Berdasarkan survei diketahui 80% investor cenderung memilih perusahaan yang sudah mengadopsi ESG. Investor menjadikan penerapan ESG sebagai indikator korporasi telah menjalankan bisnis berkelanjutan dan berkinerja baik. (jar)