Perpaduan antara keahlian manusia dan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada proses penyuntingan dapat lebih efisien tanpa mengorbankan kualitas dan kreativitas.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Adopsi kecerdasan buatan (AI) semakin jamak di industri public relations (PR). Utamanya untuk kebutuhan penyusunan siaran pers. Namun, perlu dicatat bahwa dalam penggunaannya, praktisi PR wajib melakukan pengeditan agar narasi hasil AI mencerminkan suara organisasi dan memenuhi standar yang diinginkan.
Melansir dari PR Daily, Senin (6/1/2025), berikut lima langkah memastikan teks yang dihasilkan AI lebih berkualitas dan sesuai kebutuhan organisasi.
1. Periksa Fakta Secara Menyeluruh
Salah satu kelemahan AI adalah cenderung mengada-ada dan hiperbola ketika perintah yang diberikan kurang spesifik. Oleh karena itu, praktisi PR harus benar-benar memeriksa keseluruhan hasilnya. Gunakan pencarian Google yang tepat, dan konfirmasi setiap detail yang tampak mencurigakan. Dengan itu, teks yang nantinya dipublikasi tidak hanya menarik, tetapi juga dapat dipercaya.
2. Hilangkan Hal yang Tidak Perlu
AI seringkali menghasilkan teks yang penuh dengan frasa umum cenderung klise. Hal ini terjadi karena model bahasa AI dilatih berdasarkan pola yang sering digunakan dalam teks yang sudah ada. Akibatnya, tulisan yang dihasilkan cenderung terdengar kurang menarik.
Dengan menyaring kata-kata dan frasa yang tidak perlu, praktisi PR dapat meningkatkan daya tarik tulisan semakin humanis dan tidak terkesan klise.
3. Tambahkan Elemen yang Lebih Baik
AI mampu menyusun teks yang logis, tetapi kurang dalam mengeksplorasi kreativitas, humor, emosi dan anekdot. Untuk itu, penting bagi praktisi PR untuk menambahkan elemen tersebut agar membuat teks lebih berwarna dan menarik.
Dengan menambahkan unsur humor, emosi, anekdot dapat membuat tulisan lebih autentik dan membangun hubungan yang kuat dengan audiens.
4. Sesuaikan Nada dan Gaya
Setiap organisasi pasti memiliki tonalitas komunikasi yang berbeda dan memiliki keunikannya sendiri. Sementara AI menghasilkan teks yang informatif dan belum tentu sesuai dengan karakteristik audiens yang dituju.
Dengan melakukan penyesuaian dan pemolesan bahasa dapat menjadikan narasi sesuai kebutuhan audiens yang dituju.
5. Maksimalkan SEO
Setelah teks diperbaiki dari segi konten, struktur, dan gaya bahasa, AI masih dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan sentuhan akhir seperti optimasi mesin pencari (SEO) dan pembuatan judul konten yang menarik.
Demikian langkah-langkah penyuntingan hasil teks AI agar kualitasnya lebih maksimal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (eda).