“Story Telling”, Pendekatan yang Perlu Dioptimalkan Industri Air Minum
PRINDONESIA.CO | Rabu, 19/03/2025
“Story Telling”, Pendekatan yang Perlu Dioptimalkan Industri Air Minum
CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan dalam sesi tanya jawab webinar PERPAMSI “Peran Strategis Humas & Dampaknya bagi Keberlanjutan Bisnis Perusahaan” dengan PR INDONESIA, Selasa (18/3/2025).
doc: PRINDONESIA.CO

JAKARTA, PRINDONESIA.CO -  Dewasa ini, suguhan fakta dan data mentah tidak lagi bisa menarik publik untuk langsung percaya terhadap organisasi. Perlu adanya pengemasan yang menggugah seperti lewat story telling, sehingga dapat membangun hubungan antar pihak yang lebih personal dan natural.

Hal itu disampaikan pendiri sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan, dalam webinar bertajuk Peran Strategis Humas & Dampaknya bagi Keberlanjutan Bisnis Perusahaan yang digelar Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) bersama PR INDONESIA, Selasa (18/3/2025).

Asmono menerangkan, tugas praktisi public relations (PR) hari ini tidak lagi sebatas penyampai informasi, tetapi perangkai pesan menjadi narasi yang menggugah emosi. ”PR sebagai pendongeng dalam organisasi dapat mengorkestrasi persepsi positif publik melalui kerja komunikasi yang terstruktur, masif dan sistematis,” paparnya.

Dalam konteks tantangan yang tengah dihadapi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), lanjut Asmono, story telling dapat menjadi alat untuk mengangkat kisah autentik dan menarik perhatian audiens, dengan fokus kepada sentuhan emosional dibandingkan aspek komersial. “Misalnya, mengangkat cerita perjuangan PDAM dalam melayani pelanggan yang penuh dinamika naik turun, penuh turbulensi sehingga akan muncul dukungan dan  keterlibatan publik ke perusahaan,” ucapnya.

Namun, tambah Asmono, meski terkesan ringan, cerita yang diusung harus tetap mempertimbangkan elemen penting komunikasi, terutama tujuan pesan yang disampaikan. “Arahnya ditujukan kepada target audiens yang mana, strateginya, taktiknya, kanal medianya dan pesan-pesan yang relevan,” pesannya.

Keterlibatan

Lebih lanjut menurut Asmono, PR sebagai pendongeng dengan tugas besar dalam merajut cerita, bukan hanya punya tujuan menguntungkan perusahaan. Tak kalah penting adalah memberikan makna bagi masyarakat. “Maka, Bapak/Ibu harus memiliki banyak dokumentasi bahan-bahan cerita yang bisa disampaikan kepada publik, mulai dari sekarang gali keautentikan perusahaan, fakta-fakta perusahaan,” katanya kepada lebih dari 300 peserta yang sebagian besar berprofesi sebagai praktisi PR.

Ketika umpan balik dari publik muncul sebagai pertanda keterlibatannya dengan perusahaan, tutup Asmono, langkah penting selanjutnya adalah melanjutkan strategi komunikasi dan melakukan evaluasi guna memantapkan kepercayaan dan loyalitas. (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI