Pemenang PRIA 2025: Bara untuk Menjadi Lebih Baik
PRINDONESIA.CO | Selasa, 11/03/2025
Pemenang PRIA 2025: Bara untuk Menjadi Lebih Baik
Para Pemenang Satu Dekade PRIA 2025
doc: PRINDONESIA.CO

BANDUNG, PRINDONESIA.CO -  Puncak Satu Dekade PR INDONESIA Awards (PRIA) 2025 di Bandung, Rabu (26/2/2025), tidak hanya menjadi ajang penghargaan bagi praktik public relations (PR/humas) terbaik. Lebih dari itu, acara yang tahun ini dihadiri lebih dari 300 praktisi komunikasi korporat dan pemerintahan, turut menjelma panggung pertemuan dan berbagi lanskap komunikasi di organisasi masing-masing.

Sebagaimana disampaikan Pelaksana Harian Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta Brian Edityanto, PRIA 2025 telah memungkinkan pihaknya memperluas jejaring dan menyerap banyak ilmu baru untuk nantinya diterapkan. “Di PRIA 2025 kami dapat memperluas networking dan membuka peluang kolaborasi, selain tentunya ilmu PR terbaru dari PR INDONESIA,” ujarnya ketika ditemui di sela acara.

Menurut Brian, keberadaan PR saat ini kian vital, terutama bagi perguruan tinggi yang saling berkompetisi mendapatkan mahasiswa baru. Ia pun memandang ajang PRIA sangat penting sebagai wadah validasi sekaligus evaluasi strategi komunikasi UNU Yogyakarta, yang dalam kesempatan perdananya ini diganjar trofi Gold Winner pada kategori Owned Media Sub Kategori Video Profile.

Senada, Head of Corporate Communication & Branding Department PT MRT Jakarta (Perseroda) Angga Satria Perdana yang mewakili perusahaan menggendong delapan trofi sekaligus, menilai penghargaan ini sebagai rekognisi atas upaya mereka dalam mendorong informasi yang transparan dan berdampak positif bagi masyarakat luas. “Kami percaya, komunikasi yang terbuka dan real-time, serta kolaborasi multi-stakeholder, memungkinkan perusahan mendapat citra dan reputasi positif. Dan hal tersebut diakui oleh PRIA 2025,” paparnya.

Praktik Komunikasi di Pusaran Digital

Adopsi teknologi dan praktik komunikasi digital menjadi dua kunci yang sama-sama dipegang para pemenang Satu Dekade PRIA 2025. Seperti disampaikan Senior Vice President Corporate Communication Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang, dewasa ini persepsi terhadap PR sudah berubah dari yang dulunya sebatas “pemadam kebakaran”, menjadi unit strategis yang punya kompetensi, paham rencana bisnis jangka panjang, dan terlibat dalam perumusan kebijakan perusahaan.

Namun, selaras dengan perubahan itu, lanjut Steve, penting pula bagi praktisi PR untuk dapat mengadopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), dan mengintegrasikannya ke dalam keseharian kerja. Menurutnya, kombinasi antara kompetensi manusia dan AI akan menjadikan praktik PR semakin terdepan. “Kita sudah melewati transformasi digital, saat ini yang menjadi tugas penting PR adalah mengintegrasikan hasil AI dengan empati kita sebagai manusia,” tegasnya.

Keyakinan yang sama juga disampaikan Kepala Seksi Pengelolaan Situs Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak Yacob Yahya. Menurutnya, institusi dengan dinamika kebijakan yang perlu dikomunikasikan dan disosialisasikan, membutuhkan peran PR yang cakap digital dan ahli mengelola media sosial. “Pendulum di era digital kini bergeser, sehingga penting untuk memberi perhatian khusus kepada media sosial guna memenangkan hati publik yang selalu menyorot kinerja kami,” ucapnya.

Menambahkan keduanya, Angga berkeyakinan bahwa komunikasi yang relevan membutuhkan inovasi dan teknologi terkini. Dalam konteks ini, menurutnya, adposi dan integrasi AI lambat laun akan mapan di industri PR, menyusul peningkatan kebutuhan masyarakat. (ARF)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI