Seorang praktisi public relations (PR) wajib memiliki keterampilan public speaking maupun presentasi. Berikut kiat jitu dari para pemenang Best Presenter PRIA 2025. Yuk, dicatat!
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Keterampilan berbicara di depan publik (public speaking), dan kepiawaian dalam presentasi, merupakan satu paket wajib untuk dimiliki setiap praktisi public relations (PR). Adapun keterampilan public speaking dapat memastikan audiens fokus terhadap pesan sehingga mereka memahami substansi pembicaraan dengan baik. Sementara kepiawaian presentasi, salah satunya dapat meyakinkan pimpinan tentang langkah-langkah penting yang perlu ditempuh organisasi.
Ada banyak sumber untuk mempelajari tips dan trik presentasi yang efektif. Namun, kali ini Sobat PR dapat menyontek kiat praktis para praktisi PR maupun government public relations (GPR), yang menjadi pemenang Best Presenter di ajang Satu Dekade PR INDONESIA Awards (2025) beberapa waktu lalu. Apa saja? Yuk, disimak!
1. Mengasah 3B: Berbicara, Berdiskusi, Baca
Wawasan yang luas adalah kunci untuk melakukan presentasi yang efektif sekaligus memukau. Hal ini disampaikan oleh Penelaah Teknis Kebijakan Biro Komunikasi dan Humas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Danasmoro Brahmantyo, yang meyakini bahwa esensi dari presentasi adalah memahami substansi dan menyampaikannya sesuai kapasitas lawan bicara.
Untuk melakukannya, Danasmoro menganjurkan praktisi PR untuk terbiasa membicarakan ide, mendiskusikan isi pikiran, dan memperbanyak membaca. Adapun jika mengalami kendala ketika presentasi, pesannya, jangan panik. Tetap jaga ritme komunikasi.
2. Pahami Konteks, Kenali Audiens
Jika sudah punya bekal berupa wawasan yang luas, praktisi PR perlu memahami konteks yang ingin dibicarakan dalam presentasi. Sebagaimana disampaikan Vice President Corporate Communication & Government Relations PT Bukit Asam Tbk Dina Permana Setyani, praktisi PR harus tahu tujuan dari komunikasi yang dilakukan, siapa target audiensnya, dan pesan utama (key message) yang ingin disampaikan. Dengan itu, katanya, praktisi PR dapat memastikan komunikasi yang dijalankan terbebas dari blunder.
Seakan menambahkan Dina, Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti mengatakan, pemahaman terhadap audiens dan kebutuhannya memungkinkan praktisi PR menentukan narasi yang tepat, gaya komunikasi, hingga konten dan penyesuaian kelas bahasa. Dengan itu, efektivitas komunikasi pun dapat dicapai.
3. Perkuat Dengan Analisis Data
Terakhir, praktisi PR wajib punya kecakapan menganalisis data, untuk kemudian menarasikannya kepada publik. Ketua Subkelompok Penyuluhan DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta Rinaldi Aldi mengatakan, tanpa pemahaman data yang kuat, komunikasi seorang PR hanya akan menjadi omong kosong. “Kemampuan analisis data perlu digenapi dengan kecepatan berpikir jika data yang ada kurang menguntungkan organisasi,” ucapnya.
Demikian tiga kiat jitu para praktisi PR yang berhasil memenangkan penghargaan Best Presenter di ajang Satu Dekade PRIA 2025. Semoga bisa menunjang presentasi Sobat PR semua, ya! (eda)