Perangi  Narkoba dengan “People Power”
PRINDONESIA.CO | Minggu, 02/10/2016 | 1.847
Perangi  Narkoba dengan “People Power”

Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai lebih dari 4 juta orang. Akibatnya, setiap hari sebanyak 49 - 50 generasi muda di Indonesia mati karena narkoba. Kerugian materialnya pun amat fantastis, mencapai Rp 63 triliun.

Meningkatknya eskalasi peredaran narkoba tak lepas dari makin canggihnya pergerakan dari para pengedar narkoba. Karena itu, dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) di Pinangsia, Taman Sari, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2016), Presiden Jokowi memerintahkan seluruh aparat hukum dan keamanan untuk memerangi para pengedar narkoba.

“Semua itu harus dihentikan, harus dilawan, dan tidak bisa dibiarkan lagi. Kita tegaskan perang melawan narkoba di Indonesia. Kepada seluruh aparat hukum terutama Polri, kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka. Kalau Undang-Undang memperbolehkan dor mereka. Untungnya Undang-Undang tidak memperbolehkan itu,” katanya.

Untuk memberantas peredaran narkoba, Jokowi memberikan sejumlah perintah. Pertama sinergi lintas sektror mulai dari BNN, Polri, TNI, Kementerian, lembaga, provinsi, kabupaten/kota, universitas, sekolah, pesantren, dan lainnya. “Semua harus betul-betul melakukan langkah-langkah yang terpadu untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif, yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba. Dan tidak kalah penting, semua harus menghilangkan ego kita masing-masing,” tegasnya.

Kedua, menyatakan perang terhadap bandar dan jaringan narkoba. Ketiga, menutup semua celah penyelundupan narkoba. Keempat, menggencarkan kampanye kreatif bahaya narkoba, utamanya menyasar generasi muda. Kelima, meningkatkan pengawasan Lemabag Pemasyarakatan (Lapas), sehingga lapas tidak dijadikan pusat penyebaran dan peredaran narkoba. Keenam, program rehabilitasi harus berjalan efektif sehingga rantai penyalahgunaan narkoba bisa betul-betul terputus. “Mari kita kuatkan lagi jaringan sosial dan budaya yang bisa menjadi benteng mencegah menjamurnya narkoba,” katanya.

People Power

Di tempat yang sama, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menegaskan, peringatan hari anti narkotika harus menjadi momentum bersama seluruh elemen bangsa untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba. Sebab, narkoba dapat merusak masa depan bangsa akibat hilangnya generasi bangsa (lost generation).

“Narkotika sangat merusak karakter manusia, fisik, dan kesehatan masyarakat, serta dalam jangka panjang berpotensi besar mengganggu daya saing dan kemajuan bangsa,” kata pria yang akrab disapa Buwas.

Karena itu tema yang diusung tahun ini adalah “Listen First: Listening to Children and Youth is The First Step to Help Them Grow Healthy and Safe”. Melalui tema ini BNN ingin menyampaikan pesan, bahwa strategi terbaik pencegahan adalah dengan menyasar anak-anak dan pemuda.

Hingga kini, BNN telah melalukan berbagai upaya untuk penanggulangan narkoba. Antara lain peningkatan ekstensifikasi dan intensifikasi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).  Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) ke seluruh pelosok Indonesia. Hal itu dilakukan misalnya dengan menggandeng elemen masyarakat melaksanakan serangkaian kegiatan kampanye “STOPnarkoba!”

BNN juga telah membentuk Satgas Anti Narkoba di seluruh  Indonesia dengan total 19.854 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, swasta, instansi pemerintah, dan masyarakat. Langkah masif ini merupakan sebuah strategi jitu dalam menciptakan “people power” melawan jaringan sindikat peredaran gelap narkotika.  (nif)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI