BINUS International Hadirkan Jurusan “Creative Digital Communication”
PRINDONESIA.CO | Rabu, 05/03/2025
BINUS International Hadirkan Jurusan “Creative Digital Communication”
Kepala Program Creative Digital Communication Binus International Dian Sarwono (tengah) dalam konferensi pers peresmian Creative Digital Communication.
doc/instagram: binusinter

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Dalam upaya beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, BINUS International secara resmi mengubah nama jurusan Ilmu Komunikasi menjadi Creative Digital Communication. Langkah tersebut ditujukan agar mahasiswa dapat membekali diri dengan keterampilan komunikasi strategis yang relevan, khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam praktik komunikasi.

Dijelaskan oleh Kepala Program Creative Digital Communication BINUS International Dian Sarwono, inisiatif terkait perubahan program tersebut sudah digodok selama dua tahun. Praktik perkuliahan dirancang untuk fokus kepada skill set yang memang dibutuhkan industri kiwari, dengan metode ajar gabungan antara teori dan praktik. ”Para mahasiswa nanti akan dikuatkan dengan keahlian digital storytelling, kemudian analisis berbasis AI, serta data driven” ujarnya dalam konferensi pers peluncuran program CDC di BINUS International FX Campus, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Dian melanjutkan, jurusan Creative Digital Communication di BINUS International terbagi menjadi dua penjurusan khusus, yakni Entertainment Communication yang berfokus pada media dan jurnalistik, dan Strategy Communication yang lebih menitikberatkan studi pada komunikasi korporat dan pemanfaatan AI.

Urgensi

Langkah yang ditempuh BINUS International itu seakan menyepakati pandangan CEO NoLimit Indonesia Aqsath Naradhipa, soal betapa pentingnya kemampuan pemanfaatan AI dan big data bagi praktisi komunikasi.

Disampaikannya dalam sesi konferensi Satu Dekade PR INDONESIA Awards (PRIA) 2025 di Graha Pos Indonesia, Bandung, Senin (25/2/2025), penggunaan teknologi kekinian oleh praktisi public relations (PR) perlu dikembangkan menjadi keharmonisan data, agar dapat menunjang pesan yang disampaikan (data driven strategy). “Persaingan di industri PR sudah global, sehingga harus lebih banyak improve dengan menguasai teknologi secara bijak,” ucapnya.

Sejatinya urgensi untuk memiliki kemampuan pemanfaatan AI dan big data, sudah dapat diprediksi sejak beberapa tahun lalu. Buku Public Relations in The Era of Artificial Intelligence: Peluang Atau Ancaman (2019) karya N. Nurlaela Arief, misalnya, menyebut kalau peran PR pada entry-level akan tergantikan oleh teknologi AI dan big data.

Terlepas dari ancaman yang hadir bersamaan dengan teknologi, mempersiapkan pelaku industri masa depan dengan skill set yang relevan, seperti dilakukan BINUS International, adalah keharusan yang perlu diupayakan demi bisa menjawab kebutuhan dan tantangan zaman. (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI