Kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI) tidak lahir dalam sekejap mata. Teknologi ini telah melewati banyak fase sejak tahun 1950- an. Manfaat yang awalnya terbatas untuk segelintir kelompok, kini dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI) telah memberikan perubahan signifikan dalam dunia teknologi beberapa tahun terakhir. Teknologi ini telah memengaruhi berbagai industri, termasuk public relations (PR). Pemanfaatan dan penggunanya pun bertambah pesat. Padahal AI bukan sesuatu hal yang baru di dunia teknologi.
Teknologi AI sudah ada sejak lama. Tepatnya, sejak tujuh dekade silam. Aldi Raharja, Head of Blockchain Solutions Nusameta (WIR Group), mengungkapkannya dalam wawancara bersama PR INDONESIA usai melakukan sharing session bersama Public Affairs Community di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, AI pertama kali ditemukan pada medio 1950. Kala itu, matematikawan asal Inggris bernama Alan Turing berhasil menciptakan Turing Test. Alan menciptakan teknologi ini untuk menguji kemampuan mesin dalam menampilkan perilaku kecerdasan manusia. “Istilah AI pertama kali muncul pada 1956 dalam Konferensi Dartmouth di New Hamphshire, Amerika Serikat. Tepatnya, dalam proyek The Dartmouth Summer Research Project,” ujar Aldi.